Saturday, November 16, 2013

Hidden Beauty






Indah, mungkin kata yang agak mendekati kesan yang saya tangkap saat melihat pasir putih dipantai tak bertuan, saat menuju Lipu (kampung) masyarakat adat Tau Taa Wana, di pedalaman Cagar Alam Morowali. Dibutuhkan waktu sekitar satu setengah jam perjalanan menaiki Katinting dari pelabuhan Kolonodale menuju pantai ini.

Pemukiman terdekat dari pantai ini berjarak sekitar satu jam menaiki katinting. Menurut awak Katinting yang mengantar saya dan teman-teman, bangunan papan yang terlihat di pantai dibangun oleh petugas Jaga Wana.

Lokasi    : Jalur menuju Cagar Alam Morowali, Sulawesi Tengah
Waktu    : 4 November 2013
Kamera  : BlackBerry Pearl 9105


Orange






Warna oranye memang telah menjadi warna kebanggaan sekaligus identitas kota Jakarta. Mulai dari tim sepak bolanya hingga transportasi. Foto diatas memperlihatkan dua moda transportasi paling merakyat di Jakarta: Bajai dan Metro Mini. Meski kedua moda transportasi ini rencananya akan "diremajakan" oleh pemerintah DKI Jakarta, namun hingga Foto ini diupload keduanya masih bebas beroperasi.

Bajai melayani penumpang dari dan kemana saja kecuali jalan protokol, sementara Metro Mini memiliki jalur trayek sendiri. Satu persamaan dari keduanya adalah mengeluarkan polusi udara yang pekat.

Lokasi    : Perempatan Jl. Rawasari Selatan dan Jl. Haji Ten, Jakarta Pusat
Waktu    : 31 Agustus 2013
Kamera  : BlackBerry Pearl 9105


Cat-Duco Portable







Berdiri di pinggir jalan, mengangkat dan melambaikan tangan, kadang memberi isyarat bagi pengguna jalan untuk menepi. Bagi kita yang belum tahu, mungkin akan sedikit kaget dengan beberapa pria yang beraktifitas di sepanjang jalan Salemba menuju Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Kerisihan kita mungkin akan hilang jika melihat papan bertuliskan Cat, Duko, Mobil yang berdiri di trotoar atau bahu jalan, mereka bukan memalak tapi mencari nafkah. Saya tidak sempat menanyakan, apa mereka mengerjakan reparasi express langsung di tempat (trotoar) atau seperti apa. Di Jakarta, peluang sekecil apapun bisa menjadi mata pencaharian.

Lokasi    : Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat
Waktu    : 31 Agustus 2013
Kamera  : BlackBerry Pearl 9105

For Sale




Saat foto ini saya upload ke salah satu situs jejaring sosial, banyak teman-teman mengecam dan menuduh saya kafir, pemecah umat, provokator, bahkan "bahaya laten" bagi persatuan. Padahal saya hanya ingin menunjukkan temuan saya saat mengendarai motor dari Surabaya menuju Alun-alun Kota Batu.

Foto ini saya dapatkan sesaat sebelum mencapai alun-alun Kota Batu. Papan iklan ini dipasang di pinggir jalan tepat di depan sebuah masjid.

Lokasi    : Jalur menuju Alun-alun Kota Batu, Jawa Timur
Waktu    : 4 Februari 2013
Kamera  : BlackBerry Pearl 9105

Kaki Asli


"Kebetulan" selalu menjadi sesuatu yang menarik. Foto ini saya ambil saat berjalan kaki melewati ruas jalan Pecinan Lama yang langsung menuju pintu utama Pasar-Baru Bandung. Saya membutuhkan tiga kali jepret untuk objek ini sebelum melanjutkan perjalanan mencari objek lain.


Lokasi    : Jalan Pecinan Lama, Bandung
Waktu    : 11 Juli 2012
Kamera  : Nikon D5100

Wednesday, October 2, 2013

Rumit


mereka menumpuk
mengusut
ku pandangi
ingin ku senyumi

hidup terlalu rumit untuk ditertawai atau diratapi
___
Tondo, 01 2013

Tuesday, September 10, 2013

You Warm My Morning

It was cold and cloudy
And yet morning hadn’t appeared in a fully form
I was sitting on the ground, looking around
And found that everything looks fade
I’m dying to have a cup of coffee
I could believe that even falling leaves get thirsty

Thursday, August 29, 2013

Ziarah


telah ku tahu sebelum langkahku mendepak
mereka wajah
menerka sua
hingga mengenang sepotong bulan
takkan meluruh nelangsa

Sunday, August 4, 2013

Seribu


Deretan lampu memantul di permukaan air, jauh di bawah sana
Akankah mereka bersaksi?
Di belakangnya ribuan lagi berkedip
Mungkinkah mereka bertasbih?

Friday, August 2, 2013

Patok






Saat kerumunan awan masih menggelayut di ujung langit
Dan garis batas pelangi belum sepenuhnya tegas

Kau hadir

Kemunculanmu di sore yang masih ku anggap biasa itu
Ajaib
Pekikanmu melengking, menyentak sadar yang masih ragu
Mendesak butiran merjan yang selanjutnya dengan hebat ku lawan

Kau
Adalah makna baru yang belum sepenuhnya ku pahami
Apalagi ku mahiri

NIAT – yang terdengar – BAIK SAJA TIDAK CUKUP

Judul Buku    : The Will To Improve
Penulis           : Tania Murray Li
Penerjemah   : Herry Santoso dan Pujo Semedi
Terbit             : Jakarta: Marjin Kiri, Juli 2012
Kolasi            : 536 hal.
ISBN             : 978-979-1260-15-2

Membaca buku Tania Murray Li The Will To Improve kita seperti dibentangkan sejarah pembangunan dan perbaikan di Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini. Jenuh, mungkin menjadi kesan yang dapat ditangkap saat membaca Pendahuluan yang begitu panjang dan menguras tenaga ditambah lagi dengan sejubal kutipan referensi.

Tuesday, July 9, 2013

Die Farbe des Ozeans: Empati yang tak terjelaskan


Empati dan rasa kemanusiaan, dua pesan kuat yang saya tangkap saat menonton film Die Farbe des Ozeans pada hari ke 2 festival film Jerman di gedung Madamba Pura RRI, Palu. Empati dan rasa kemanusiaan yang diharapkan dari polisi perbatasan, dari nelayan, dari pelancong, dan dari warga kepulauan Kanaria sendiri.

Die Brücke am Ibar: Tak ada tempat untuk cinta


Die Brücke am Ibar adalah menu film pertama yang saya tonton pada festival film Jerman yang diselenggarakan oleh Goethe Institute di Palu, akhir bulan lalu. Adalah Michaela Kezele, sutradara berdarah Serbia-Kroasia yang mencoba mengangkat kisah tentang persahabatan, cinta, dan kemanusiaan yang berlatar perang antara Serbia dan Albania pada tahun 1999.

Saounds of Heimat: Lebih dari sekedar informasi unik


Mengapa orang Jerman sudah semakin jarang bernyanyi? Ke mana saja semua lagu rakyat Jerman? Pemain musik Hayden Chisholm, orang Selandia Baru keturunan Skotlandia, berkeliling Jerman untuk mencari jenis musik yang rupanya hilang dari perbendaharaan orang Jerman: Musik rakyat sejati. Film perjalanan ini membawa Hayden dari Köln ke Bavaria, ke kawasan Vogtland dan Erzgebirge, ke tempat peringatan Buchenwald dan ke Flensburg.

Sunday, February 3, 2013

Friday, February 1, 2013

Merapi Tak Pernah Hilang


Terakhir kali aku mengecup bibirmu saat kau masih tertidur pagi ini
Terakhir kali aku memandangi dalamnya samudra di matamu saat kau sibuk menjelaskan arah jalan ke halte bis.

Tuesday, January 29, 2013

Freezy Jogja


Siang ini matahari Jogja menyengat, angin terasa berat berputar.
Angin, air, batu, bukit, tanah, pasir, pantai. Senyum yang mampu membuat kita lebur seketika, kerling yang dapat mengentikan denyut jantung. Semua suka telah terkuras, semua tawa telah menguap, tersapu remang malam Jogja, menyisa siang yang penat.

Friday, January 4, 2013

Cocologi Avatar: Renungan Tahun Baru


Menonton film avatar pada sebuah stasiun TV swasta di malam tahun baru menjadi satu perenungan tersendiri. Meski saya telah beberapa kali menonton film ini, namun baru kali ini saya memantapkan niat untuk menuangkannya dalam tulisan.