Terakhir kali aku mengecup bibirmu saat kau masih tertidur pagi ini
Terakhir kali aku memandangi dalamnya samudra di matamu saat kau sibuk menjelaskan arah jalan ke halte bis.
Tak ada cara lain, semuanya terhambat, tersumbat
Keindahanmu memenuhi atmosfir
Kesalahanku membalut dan membekukannya
Aku kesini untuk mendapatkan kembali tatapanmu
Bukan untuk ini, apalagi itu
Aku tak ingin cerita kita membeku dan menguap
Lagi pula aku punya rencana-rencana kedepan yang rasanya akan membutuhkan hadirmu
Kini ketakutanku mewujud
Pintu, jendela, lantai keramik, mimik dan gerakmu semua membeku.
Terlanjur membeku
Kecuali tatap mu
Ya, memang pantas dan seperti itu mestinya membayar kesalahan
Tidak, itu bukan penyesalan
Aku sudah katakan, aku tidak akan menyesal
Jika mengenalmu suatu kesalahan, maka aku bersedia mengulangi kesalahan itu ratusan kali
Akhirnya kumulai perjalanan pulangku siang ini dalam sengat kotamu
“Tidak ada Merapi hari ini”
“Tidak ada” balasmu dingin
Itulah kalimat terakhir ku keluarkan
Kupaksakan kakiku melangkah, menjejak tanah dengan kuat dan pasti
Seolah tak sabar ingin menjauh
Tidak...
Merapi tak pernah hilang dari Jogja
Dia bersemayam dalam dua samudra paling dalam dan tenang
Aku melihatnya semenit lalu
Begitu anggun
Begitu indah
___
Stasiun Yogyakarta
01, Ferbuari 2013
12.51 pm