Tuesday, January 29, 2013

Freezy Jogja


Siang ini matahari Jogja menyengat, angin terasa berat berputar.
Angin, air, batu, bukit, tanah, pasir, pantai. Senyum yang mampu membuat kita lebur seketika, kerling yang dapat mengentikan denyut jantung. Semua suka telah terkuras, semua tawa telah menguap, tersapu remang malam Jogja, menyisa siang yang penat.

Nampaknya ini siang terhening selama saya di kota ramah ini, dan semalam menjadi malam terriuh bagiku. Dari lantai atas bangunan petak sederhana ini Jogja tampak beku dan kaku layaknya susunan genteng merah tanah dihadapanku. Hening, layaknya puncak merapi yang menyembul dari kejauhan.

Jogja menawarkan cerita yang berbeda pada setiap pelancongnya, tak terkecuali padaku, pada tarikan nafasku, pada kecap bibirku, pada tatap mataku, pada genggam tanganku, pada bongkahan batu yang beberapa hari terakhir kerap menyumbat tenggorokanku.

Jogja dan segala keindahannya telah mengisi satu babak dalam hidupku. Sayang, aku harus meninggalkan kota ini dalam kebekuan.

Ah... Rasa-rasanya saat ini aku dapat mencipta lagu, melengkapi deretan tembang tentang indahnya Jogja.
___
Janti, 29 Januari 2013
Gambar: docwellness.wordpress.com
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment