Sekitar tiga menit awal film ini penonton diberi teks informasi “Inggris 1021 Masehi”. Scene-nya berisi kompleks pertambangan tradisional yang kumuh, penambang dan pengemis berlalu lalang, miskin dan kelaparan. Inggris digambarkan sebagai negeri yang terbelakang.
Robert Cole hidup ditengah kesemrawutan ini bersama ibu dan dua adiknya, membanting tulang sebagai pekerja tambang untuk menghidupi keluarga. Penyakit usus buntu akhirnya merenggut nyawa ibunya. Tabib dan pendeta tidak bisa berbuat apa-apa. Tabib yang saat itu disebut dengan “tukang cukur” hanyalah seorang pembual yang banyak mengarang cerita dan membuat obat palsu demi mencari uang. Sementara pendeta Kristen berpasrah pada Tuhan dan menyatakan segala usaha untuk menyembuhkan usus buntu adalah sihir. Penyakit usus buntu saat itu dipercaya sebagai penyakit yang turun dari Tuhan dan tidak akan sembuh karena tidak memiliki obat.
Rob kemudian mengembara bersama Tukang Cukur tujuan utama Rob adalah belajar ilmu pengobatan terutama untuk mengobati penyakit usus buntu. Saat tukang cukur terserang katarak, Rob membawanya kepada tabib Yahudi. Pertemuan Rob dengan tabib Yahudi ini kemudian mengubah hidupnya. Dari mereka ia pertama kali mengenal istilah “dokter”. Rob kemudian bertekad pergi ke negeri jauh untuk berguru pada dokter terbaik atas saran tabib Yahudi.
Isfahan, sebuah kota di wilayah Persia (saat ini Iran) menjadi tujuannya. Ia memulai perjalanannya dari pesisir selatan Inggris, menyeberangi kanal, berjalan melewati Perancis, berlayar sepanjang pesisir Afrika hingga ke Mesir. Menurut tabib Yahudi perjalanan itu akan memakan waktu lebih dari setahun.
Menurut tabib Yahudi perjalanan Rob akan terhenti di Mesir jika ia orang Kristen. “Di titik ini dunia Islam dimulai,” kata tabib Yahudi. “Orang Kristen sudah terusir dari sana, hanya kami orang Yahudi yang ditolerir.” Entah Noah Gordon sang penulis novel atau Philipp Stölzl sang sutradara yang keliru sebab Karen Armstrong dalam buku Islam: A Short History (2000) menuliskan dalam perkembangannya Islam lebih dekat dengan Kristen ketimbang Yahudi. Dalam sejarah awal penaklukkan Islam hingga kesultanan Utsmani (Ottoman) tahun 1500-an, tulis Armstrong Islam tidak pernah menindas pemeluk agama lain di wilayah kekuasaannya, kecuali mereka memberontak.
Mungkin itu kekeliruan tak disengaja. Setelah melalui perjalanan panjang Rob akhirnya tiba di Isfahan, Penduduk Isfahan digambarkan sebagai penduduk yang gemar perpesta, berdiri berkerumun di jalan, bernyanyi dan menyalakan kembang api. Rob mungkin terkesan, tapi sebagai penonton saya bertanya-tanya apakah ada pesta kerajaan, hari raya besar, atau memang seperti itu kehidupan malam di Isfahan.
Ditengah pesta malam rombongan raja Shah lewat, semua warga dipaksa untuk bersujud dipinggir jalan. Dalam cerita selanjutnya Raja Shah di gambarkan sebagai raja sekuler yang lalim dan kejam. Ia sangat berseberangan dengan tokoh agama, para Mullah yang memandang Ibnu Sina sebagai orang yang melemahkan agama. Salah satu tujuan Mullah adalah menutup madrasah yang dibangun Ibnu Sina dengan bersusah payah.
Saat Rob diterima sebagai murid oleh Ibnu Sina pelajaran pertama yang ia ikuti adalah kelas fisika dengan materi Suara, Harmoni, dan Resonansi. Ibnu Sina kemudian banyak menyinggung nama Aristoteles dalam kelasnya.
Persekongkolan pimpinan Mullah dengan bangsa pengembara Seljuk yang terkenal kejam menyebabkan masuknya wabah Black Death yang mematikan. Sebagian besar penduduk meninggal, raja dan petingginya keluar dari kota meninggalkan Ibnu Sina dan beberapa muridnya berjuang melawan wabah penyakit. Rob menjadi orang paling berjasa dalam tragedi ini. Berkat Rob, diketahui bahwa kutu pada tikus menjadi media penyebaran wabah ini.
Rob jugalah yang pertama kali berhasil menggambar anatomi lengkap organ dalam tubuh manusia dalam bentuk sketsa. Dari hasil pengamatannya Rob akhirnya menemukan cara menyembuhkan usus buntu. Raja Shah yang secara kebetulan terserang usus buntu menjadi pasien pertamanya. Rob melakukan bedah dibantu Ibnu Sina sebagai asisten.
Pengkhianatan para Mullah menjadikan Isfahan diserang pasukan Seljuk. Para murid Ibnu Sina termasuk Rob berhasil keluar dari kota. Sementara Ibnu Sina bertahan dalam perpustakaannya yang mulai terbakar. Sebelum Rob pergi, Ibnu Sina menyerahkan kitab ilmu pengobatannya dan berkata:
“Perbaiki kesalahanku, tambahkan sketsamu, tunjukkan pada dunia apa yang kita pelajari di tempat ini, Dokter Robert Cole.”
Ibnu Sina menolak untuk meninggalkan kota, ia memilih tinggal di perpustakaannya. Dari tangannya terlihat botol kecil racun yang sudah ia tenggak. Sungguh tragis, hidup sang dokter berakhir dengan racun.
Film yang berdurasi 150 menit ini menyabet penghargaan Bogey Award dari jumlah penonton, selain itu film ini juga mendapat 5 nominasi emas dalam German Film Award 2014: sinematografi terbaik, desain produksi terbaik, desain kostum terbaik, tata rias terbaik, dan tata suara terbaik. Hasil penjualan box office mencapai 57 juta dollar lebih.
Diluar gemerlap pencapaiannya. Sutradara gagal memberi informasi apakah ini cerita fiksi atau fakta. Hal ini menurut saya penting sebab ada tokoh ilmu pengetahuan sebesar Ibnu Sina di dalam cerita. Cerita bahwa Ibnu Sina mengetahui organ dalam tubuh manusia dari tokoh fiksi seperti Rob tidak bisa dipertanggungjawabkan. Apalagi cerita bahwa Ibnu Sina mengakhiri hidupnya dengan menenggak racun ini bias yang fatal. Kategori fiksi atau fakta akan menjadi penjelas informasi yang keliru di dalamnya. Sulit untuk menerima bahwa kekeliruan itu tidak disengaja.
Sejarah yang bias bagi penonton yang awam pastilah akan sangat mencederai peradaban manusia dan pencapaian yang telah diraihnya. Menurut saya ini adalah tanggungjawab moral seorang pekerja seni. Kalau pun ini bukan proses berseni, setidaknya sebagai pemburu dollar diera yang menjunjung tinggi kemanusiaan mesti menghargai etika kemanusiaan.
Salam Alaika ya Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā.
Judul: The Physician atau Der Medicus (versi Jerman)
Sutradara: Philipp Stölzl
Rilis: 2013
Negara: Jerman
Durasi: 150 menit
____
Palu, 26 Januari 2016
Gambar: screerelish dan edgeloopslide