Tuesday, December 22, 2020

TIPS JADI OPOSISI YANG BAIK


Apa jadinya jika di siang bolong di acara pesta kawin anak kepala dusun, seorang bernyanyi lagu Pelangi Di Matamu milik Jamrud?


Bisa dipastikan suasana akan sangat membosankan, yang siksa adalah keluarga besar kedua mempelai, ibu-ibu, mama rampa yang sudah menyiapkan lagu Via Vallen, Ayu Ting-ting, atau setidaknya Evi Tamala sedari pagi tadi. 


Kondisi ini mirip dengan politik nasional hari ini. Narasi politik kian hari kian membosankan. Tidak asik, jauh dari kata seru, dan rendah kadar lucunya. 


Oposisi membangun narasi yang sama sekali tidak menyentuh pokok masalah. Sementara yang pro pemerintah tak kalah Oon-nya, berdiri gagah dengan logika counterattack yang sayangnya juga bergoyang seiring lagu Jamrud tadi.

Friday, September 4, 2020

NYERI SENDU


Awal September senduku nyeri
Begitulah musim penghujan tahun ini menyapaku

Di cela rintik yang gemas, tawa itu lamat-lamat terdengar 

Berbisik di atas atap lalu jatuh dalam rupa merjan yang berkilau

Pecah memercik di atas kau, kenangan yang tetap saja masih kusut menumpuk


Maka kuseduh teh diujung sore ini berharap bisa melarutkan gerutuku

Waktu memang tak pernah benar-benar beres menuntaskanmu 


Lalu mulailah kuyakini 

Rindu itu, ikan yang mendekap bayi dalam mulut

Mendendam lagi bisu

Rendah diri selalu gagal menyangkal asa yang malu-malu


Saat aroma tanah mulai mengangkasa di teras ini

Aku membiru 

___

Tongoa, 7 Agustus 2020

Gambar: Koleksi Pribadi

Wednesday, April 1, 2020

COVID-19 WAKTUNYA REHAT




Hari Rabu 25 Maret teman-teman yang masih aktif di kampus dan berproses di Himpunan Mahasiswa Bahasa Inggris (HIMABRIS) FKIP Universitas Tadulako mengundang untuk kegiatan Latihan Kepemimpinan (LT3).

Malam itu salah satu diskusi seru adalah kritik Ideologi bersama peserta, panitia dan panelis. Ideologi yang mengemuka tidak lain dan tidak bukan adalah Komunisme dan Kapitalisme. Dua musuh bebuyutan yang tidak akan pernah bertemu ide. Seorang teman sepakat jika Komunisme dikatakan Ideologi karena mengatur secara detil dan runut segala hal dalam bermasyarakat, baginya itulah syarat ide bisa disebut Ideologi, sementara Kapitalisme hanya mengatur soal ekonomi saja. 

Menjelang akhir diskusi, setelah banyak pemaparan dan eksplorasi sana-sini, akhirnya seperti ada kesepakatan bahwa Kapitalisme sebenarnya juga merasuk secara halus dan mengatur semua hal dalam bermasyarakat dan bernegara. Untuk itu ia bisa dikatakan ideologi yang mengatur segala sesuatu secara sangat halus bahkan tak terasa.

Tema diskusi malam itu jauh dari settingan konteks COVID-19. Itu murni keinginan agar mereka yang lulus LT3 setidaknya bisa membaca Ideologi besar yang mengatur dunia dan dari situ mereka bisa sedikit memahami bagaimana dunia bekerja. Meskipun esok harinya Sulawesi Tengah mengumumkan kasus positif COVID-19 pertama.

Belum sampai seminggu diskusi itu berakhir, saya kemudian menonton video Rania Khalek seorang Jurnalis Amerika dalam tweet akun @inthenow pada 27 Maret. Video ini kemudian di tampilkan dalam akun Cerdas Geopolitik bersama subtitle bahasa Indonesia.



Pada intinya Rania Khalek ingin mengatakan bahwa Amerika terjebak dalam sistem Kapitalisme dan neo liberalisme yang ia buat dan promosikan sendiri. Menurutnya kondisi Amerika yang tidak mampu menyediakan perlengkapan kesehatan bagi tenaga medis dalam perang menghadapi COVID-19 karena negara tidak memiliki wewenang mengatur pasar dan mengatur produksi.