Friday, February 24, 2012

Keajaiban Novel Ringan

Saya langsung jatuh cinta saat melihat sampul buku ini di salah satu toko buku besar di Palu tahun 2006 silam. Entahlah, mungkin kesederhanaan dan ketenangan gambar sampulnya membuat saya tertarik.

“A Painted House” atau dalam versi Indonesianya berjudul “Rumah Bercat Putih” bercerita tentang dinamika kehidupan petani kapas di delta Arkansas pada tahun 1952. Perjuangan mendapatkan pekerja bayaran dari Meksiko dan orang Gypsi yang jorok, perlombaan dengan cuaca buruk, suasana kota kecil Black Oak yang religi dan penuh gosip, hingga kemeriahan berita pertandingan Baseball dan perang Korea, semua terjalin apik.


Uniknya Luke (Lukas), bocah tujuh tahun yang masih polos dipilih mewakili pembaca dalam melihat dan menilai berbagai kejadian dalam cerita. Alhasil semua terasa polos, ceria, dan ringan.

John Grisham, sang pengarang begitu cerdik dan menggemaskan saat menyusun dan menggerakkan potongan-potongan cerita. Bagaimana ia begitu menahan diri untuk masuk dalam kerangka berpikir orang dewasa. Cerita-cerita yang mungkin menarik tidak digali lebih jauh. Penulis begitu konsisten dengan tokoh utama Luke, bahkan pembaca terpaksa bersepakat dengan kekesalan Luke ketika disuruh masuk kamar saat orang dewasa mulai membahas kejadian “penting” di tanah pertanian mereka.

Setiap berangkat ke Black Oak untuk Ibadah mingguan, Luke selalu terpesona dengan rumah-rumah pemilik tanah atau petani sukses yang megah dengan cat putih bersih. Luke begitu mendambakan rumah mereka di cat, tampaknya belum memungkinkan, sebab Pappy tak menganggap hal itu penting.

Pappy adalah panggilan akrab Luke kepada Eli Chandler, seorang petani tulen yang teguh memegang prinsip keluarga Chandler. Pappy kemudian diciptakan begitu hidup dalam cerita. Ia adalah kakek sekaligus teman akrab Luke. Meski hanya menjadi petani yang menyewa tanah, namun kebesaran nama Chandler di tanah pertanian delta Arkansas, membuat Luke sangat bangga berada di dekat kakeknya.

Dari Pappy-lah Luke mendapat perlindungan dan pelajaran tentang kehidupan tanah pertanian yang tenang namun mencekam saat musim panen tiba. Uang yang ia kumpul selama musim panen akhirnya ia belikan cat untuk rumah pertanian mereka. Padahal sebelumnya ia begitu bersemangat membeli jaket Baseball The Cardinals.

Akhirnya, Luke harus memilih. Tinggal dirumah pertanian atau pindah ke kota bersama ibunya mengejar impian menjadi pemain Baseball terkenal. Namun yang pasti Pappy, orang yang sangat ia hormati tidak akan mungkin meninggalkan tanah pertanian.

Meski sempat dinobatkan sebagai New York Times BestSeller dan kabarnya sudah difilmkan tahun 2003, banyak juga orang yang menganggap novel ini adalah produk gagalnya John Grisham. Bagi saya yang belum lama mengenal sastra, Novel ini begitu berkesan.

“A Painted House” bukanlah novel rumit yang sarat akan pesan filosofis, juga bukan novel yang memuat beban berat sejarah. Ia adalah novel yang ringan, jujur dan polos. Namun justru karena ke-polosan-nya itulah saya akhirnya terjerumus pada indahnya dunia sastra.

Saya jatuh cinta pada sastra lewat Novel ringan ini.

Judul            : A Painted House – Rumah Bercat Putih
Penerbit       : Gramedia Pustaka Utama, 2001
Pengarang    : John Grisham
Tebal            : 560 halaman, 18 cm
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment