Friday, February 24, 2012

Penjara Kecilku (Part 2)


Subuh, saat yang paling kami tunggu-tunggu. Saat itu aroma makanan dari luar menyeruak memenuhi atmosfir ruangan. Entah kenapa kami merasa itu sudah cukup untuk sekedar melepas dahaga. Pagi ini sangat cerah, tempat dimana aku dan Kakak duduk lebih baik ketimbang Kus.

Kami duduk di dekat jendela, aktifitas diluar ruangan cukup menjadi hiburan tersendiri bagi kami, alangkah senangnya melihat yang lain bebas beraktifitas, dan tentunya makanan selalu tersedia diluar sana. Pada waktu-waktu tertentu di luar makanan melimpah ruah. Entah itu pesta makanan yang diadakan bersama atau ditanggung oleh salah seorang dermawan seperti cerita Kakak. Aku tak tahu pasti.

Pemilik gedung ini pernah sekali mengajak kami keluar untuk ikut dalam pesta makanan tersebut. Kami begitu senang, tak ketinggalan Kus yang bernyanyi sepanjang hari, tentu dengan syair dan artikulasi yang susah dimengerti.

“Lady, aku punya satu cerita untukmu,” Kakak membuyarkan lamunanku. Tampaknya Kakak tahu kondisiku semakin lemah, seluruh badanku mulai memucat.

“Biar ku tebak, Pangeran Dari Kerajaan Batu,?” kali ini aku meladeninya, meski pandanganku masih mengarah keluar jendela.

“Salah”

“Mm… Belalang si Pengembara,?” aku masih belum menoleh kearahnya.

“Bukan, ini yang baru,” ia mulai menggoda dengan senyumnya yang tertahan.

“Ok, aku menyerah,”

“Kamu mau mendengarkan tidak..?”

“Mau,” ku tunjukan ekspresi semangatku. Dan ia pun memulai ceritanya.

*

Aku tak pernah tahu nama asli Kakak, namun itu bukan masalah penting disini. Ia adalah pengayom dan penyemangat bagi saya dan Kus dan ia selalu memiliki cerita yang mampu membangkitkan imajinasiku untuk berkhayal jauh meninggalkan ruangan ini. Tampaknya yang bermasalah hanya aku dan Kus, sedang ia tak pernah terlihat punya masalah. Ia selalu punya sesuatu untuk dikerjakan, bernyanyi, bercerita, berkhayal.

Aku bahkan sempat curiga, Kus telah terperangkap dengan tokoh-tokoh imaginer yang Kakak ciptakan disetiap ceritanya. Tapi kali ini aku sangat lelah, dan aku tertidur sebelum ia menyelesaikan cerita itu.


Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment