Sunday, February 26, 2012

Memoar Kita

Kesadaran menohokku semenjak kuhirup udara pertamaku pagi tadi
Paru-paru ku terasa kedap, kau tak berada dikota ini lagi
Pesawat terkutuk itu telah merampasmu dariku
Derunya yang memekak dengan angkuh meluluhlantakkan asaku
Sore ini aku berdiri di teras sempit rumahku


Kau biasanya berada di tiang itu, duduk melantai dengan tas kusam yang selalu menyertaimu
Sementara aku bergegas menyelesaikan tugas rutinku menyirami bunga dan tetumbuhan


Sore ini memang beda
Aku tak lagi menghirup udara yang sama denganmu
Tak lagi menikmati senja di bukit kecil tak jauh dari rumahmu
Tak ada bukit disini, pun wajah kota lembah tak secuilpun tergambar disini
Aku telah meninggalkan kota kecil kita
Meninggalkan jembatan kecil berruas dua dekat pantai kota kita
Tempat di mana kau dan aku kerap bersantai
Menebak tingkah tiga ekor elang laut yang kerap kita perdebatkan


Hei kau di kejauhan ,aku merindumu sore ini
Bunga dan tetumbuhan disini pun haus akan aromamu


Aku dengar rindumu
Gedung-gedung tinggi ini serasa jeruji penjara bagiku
Biarlah ntuk sementara jarak membentang syair antara kita
Aku pasti akan pulang.
___


28 Oktober 2011
Fera dan Ojan
Mencoba tantangan Puisi Kolaborasi.
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment