Friday, February 24, 2012

Penjara Kecilku (Part 3- Selesai)


Brakk…!!

Pintu yang tertutup dengan kasar tiba-tiba membangunkanku. Rupanya pemilik gedung ini telah datang, kali ini membawa seorang teman. Gadis belia yang lebih cantik dan lebih muda darinya.


“Wah… itu jumlah yang banyak mbak, mbak Dewi yakin mau menyumbang sebanyak itu ?,” teman pemilik gedung ini memulai percakapan.
“ Ya iyalah Ca, menyumbang itu tidak perlu dipikir jumlahnya, yang penting kita ikhlas,” pemilik gedung itu lalu membongkar beberapa berkas diatas meja, tak jauh dari tempat Kus duduk.

“Tapi kalau tidak dipertimbangkan, kita juga bisa melarat mbak,”

“Tuhan yang memberi kita rejeki, fasilitas, makanan, minuman, bahkan HP yang kamu pakai itu, jadi tidak perlu takut, mbak juga sudah menabung kok, untuk pendidikanmu dan Doni,”

“Terserah mbak lah,”

Aku menoleh kearah Kakak, dia duduk tenang, entah sedang menyimak atau menyusun cerita baru, tak bisa ku pastikan. Kus pun tak jauh beda, sesekali ia menoleh kearah pembicara, kemudian memandangi dirinya sendiri.

“Mbak, ini kan bunga Keladi yang mahal itu,?”

“Iya, aku membelinya dari pasar bunga,”

“Jenis Kura-kura perak kan,?”

“Alokasia Silver Turtle,”

“Iya..iya…!! tapi kok layu, mbak jarang menyiramnya ya,?”

“Nggak sempat Ca, banyak pekerjaan yang mesti mbak selesaikan,”

“Aku bawa pulang saja ya,”

“Terserah kamu, yang penting kamu bisa merawatnya,”

“cuma nyiram kan, apa susahnya,”

Kami bertiga sontak terdiam. Kus dan Kakak mengarahkan pandangan padaku. Aku belum sepenuhnya sadar apa yang terjadi. Tiba-tiba tubuhku terangkat. Dengan sisa tenagaku aku mencoba berontak. Bisa dipastikan sekuat apa pun aku berontak, gadis ini tak akan perduli, akhirnya tangisku meledak, aku menoleh ke arah Kus yang kini sudah berada di dekatku, tatapannya kosong. Ku palingkan pandanganku kearah Kakak, namun semua tahu Kakak pun tak bisa berbuat apa-apa.

Ia hanya memandangku dengan tatapan khasnya.

Aku tahu apa yang ingin ia katakan.

“Tenang Lady, semua akan baik-baik saja,”

-selesai-

Palu, 08 Oktober 2010.

dipersembahkan untuk pecinta bunga dan binatang peliharaan…
“pecinta yang tidak peka bisa menjadi bencana bagi objek yang dicintai”

Cerita Sebelumnya:
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment