Sunday, December 2, 2012

Blues*: dari ‘Setan Biru’ hingga Boogie Woogie


 
Blue, apa yang ada dalam pikiran anda jika mendengar kata tersebut?. Warna biru, kesedihan, atau film biru yang cabul?. Dalam kesempatan ini saya ingin membahas Blue sebagai genre musik: Blues.

 
Hingga selesai menulis tulisan ini, saya sejujurnya belum mengerti sepenuhnya tentang musik Blues, namun saya berkeyakinan dengan menuliskannya, saya akan lebih memahaminya. Saya mengenal Blues secara sadar saat menginjak semester 2 saat kuliah dulu (awal 2003). Entah bagaimana ceritanya, saat itu saya mulai jatuh cinta dengan musik ini hingga membeli kaset tape di toko kaset lawas ‘Kota Rame’ di kompleks pertokoan Palu, Sulawesi Tengah. Saya lupa judul kasetnya, tapi di sampulnya tergambar sebuah gitar listrik dalam sebuah mobil. Kaset tersebut hilang entah kemana sebelum saya tahu semua lagu-lagu dan artis-artis di dalamnya. 

Namun perkenalan tak sadar saya dengan musik ini mungkin jauh sebelum kaset Blues pertama dan terakhir saya (sekarang sudah main download gratis hehe). Jika anda mengingat film-film drama Amerika pada era 1990-an, umumnya backsound-nya memakai lengkingan melodi Blues, seandainya saya ingat salah satu judulnya akan saya sebutkan disini. Lengkingan gitar Blues yang biasanya menyelinap saat adegan di gang-gang sempit, basah dan gelap menambah dramatis sebuah konflik dalam cerita. Masih belum ingat?, sudalah, forget it!

Kesempatan lain mengenal Blues – masih tanpa sadar – adalah saat seumuran SD dimana  rejama yang lebih sering memutar video DVD kelompok band Guns n Roses. Siapa yang tidak jatuh cinta dengan lengkingan gitar dalam lagu November Rain, apalagi aksi Slash sang gitaris saat keluar dari gereja. Selain Guns n Roses tentu grup band Slank di tanah air juga kental dengan nge-blues-nya.

Backsound film, Guns n Roses dan Slank. Apakah ketiganya dapat menjelaskan Blues, atau jangan-jangan pemahaman kita masih berbeda. Mahluk seperti apa sebenarnya Blues? saya pun belum tahu benar. Tapi baiklah, untuk menyatukan pemahaman kita ada baiknya saya paparkan tentang musik Blues yang saya rangkum dari berbagai sumber (mudah-mudahan terpercaya).

Sejarah
Konon, musik Blues berasal dari musik spiritual komunitas kulit hitam Afrika yang dibawa paksa ke Amerika sekitar tahun 1600 hingga pertengahan 1800 Masehi dan bekerja sebagai budak. Disanalah embrio Blues berkembang.

Sejauh yang saya tahu, asal muasal genre musik ini masih simpang siur, tak jauh beda dengan saudaranya Jazz yang saya bahas dalam tulisan sebelumnya. Tak ada yang tahu pasti aliran mana yang lahir duluan: Blues atau Jazz. Sulit menemukan catatan tentang kelahiran kedua musik ini. Para budak yang buta huruf dan diskriminasi ras menjadi salah satu penghalang dokumentasi musik ini pada awalnya. Namun satu hal yang bisa dipastikan Blues dan Jazz lahir dari rahim yang sama: para mantan budak Afrika Amerika kurun waktu 1890-an. 

Sylviane Diouf seorang peneliti pada Schomburg Center for Research in Black Culture di New York mengaiktkan Blues dengan tradisi kaum Muslim di Afrika Barat melalui penelitiannya tentang komposisi Blues lawas Levee Camp Holler. Sebagian lagi berpendapat Blues merupakan pengaruh tradisi paduan suara yang dipopulerkan rohaniawan berdarah Inggris, Issac Watt dalam komunitas kulit hitam saat itu.

Jika Jazz memilikidongeng’ Buddy Bolden sebagai pencetus dengan tiupan Cornet-nya, maka Blues memiliki WC Handy yang disebut-sebut sebagai ‘bapak Blues’. Lembar musik yang dipublikasikan pertama kali adalah karya Hart Wand Dallas Blues, dan  WC Handy The Memphis Blues pada tahun 1912.
Namun penampilan Blues tertua yang pernah tercatat adalah penampilan di Clarksdale, Mississipi sekitar tahun 1901-1902 dalam kesaksian Charles Peabody dan Gate Thomas. Kesaksian lain berasal dari Jelly Roll Morton yang mendengar lagu Blues pertama kali di New Orleans (kampung halaman musik Jazz) tahun 1902. Siapa para saksi ini?, informasi yang saya dapatkan belum cukup menjawabnya.

Istilah
Terkait istilah Blues, beberapa tulisan menyatakan istilah ini mengacu pada frase Blue Devil (setan biru) dalam sandiwara satu babak karya George Colman tahun 1798. Bagaimana, sangkut pautnya juga saya belum tahu pasti, yang jelas Blue Devil bercerita tentang kesedihan dan penderitaan (melankolis). Apakah itu berarti lagu Blues adalah ratapan kesedihan?. Catatan tentang sejarah Blues umumnya meng-iya-kan. 

Awalnya, Blues dibawakan tanpa iringan dan tidak mengacu pada struktur musik tertentu, hanya bernyanyi dengan gaya Field Holler meneriakkan kesedihan dan penderitaan, atau gaya Ring Shouts bernyanyi sambil membentuk lingkaran. Tema lagu yang diangkat berkisar tentang penderitaan kulit hitam pada masa perbudakan. Sampai disini semakin jelaslah kedekatan Blues dan Jazz.

Gaya tradisional tersebut kemudian berkembang, dimulai dengan iringan instrument tepukan tangan, alat pukul, hentakan kaki, hingga pada Gitar dan Harmonica yang dominan dalam perkembangan selanjutnya. Pertunjukkan-pertunjukkan Blues pun mulai merambah ke bar dan nightclub di sepanjang Beale Street, Memphis.

Gaya
Perang dunia II disebut-sebut sebagai masa transisi alat musik, dari akustik menjadi elektrik, yang mendorong munculnya gaya Progresif Blues. Di tahun 1960-an dan 1970-an, muncul gaya Blues baru, dari campuran beberapa gaya permainan Blues, yakni Rock Blues. Beberapa gaya permainan Blues yang saya kutip dari internet adalah:

Delta blues: gaya permainan Blues berasal dari daerah Mississipi, Alat musik yang dominan biasa digunakan, gitar, harmonika, Cigar Box Guitar. Piedmont blues:  disebut juga East Coast Blues populer di tahun 1920-an. Gaya permainan Finger Style, permainan dengan cara Finger Picking, menggunakan sinkopasi melodi petikan 4 jari. Jump blues: biasa dimainkan dalam kelompok kecil. Populer di tahun 1940 an. Dimainkan dalam tempo cepat, biasanya menggunakan alat musik tiup jenis Horn sebagai alat musik tambahan. Chicago blues: gaya permainan Blues yang berkembang di Chicago, Illinois.

Agar terlihat sok-sokan paham teknis, saya akan mengutip komposisi akord dalam Blues yang saya baca dari sebuah sumber di internet.

Selama dekade pertama abad 20 musik blues tidak secara jelas didefinisikan dalam bentuk akord. Penggunaan permainan musik blues dalam 12 bar di gunakan oleh Bessie smith, dan digunakan pada seluruh industri musik selama tahun 1920 hingga 1930-an. Bentuk akord lainnya, seperti bentuk kord 8 bar, juga sering di gunakan, seperti yang dimainkan  Big Bill Broonzy  dalam Key to the Highway. Ada pula kord 16 bar, seperti yang di mainkan secara instrumental oleh Ray Charles dalam Sweet 16 bar dan Harbie Hancock dalam Watermelon Man. Permainan blues dalam birama yang aneh juga ada, seperti permainan blues 9 bar,  oleh Howlin Wolf dalam Sitting on Top of the World.

Komposisi dasar 12 bar merefleksikan sebuah  perkembangan standar harmoni progressif 12 bar dalam tempo 4/4. Ada juga komposisi permainan blues yang di sebut Harmonic Seventh (interval 7 kord  harmoni), yang lebih popular disebut “Blues Seven “. 

Lagi-lagi saya menekankan, kehadiran nama seperti Ray Charles, Harbie Hancock, bahkan Louis Amstrong dalam perkembangan musik Blues semakin menggambarkan kedekatan Blues dan Jazz. Dalam dunia Jazz, mereka dikenal sebagai tokoh penting. 

Perkembangan Blues di Eropa ditandai dengan munculnya grup band seperti; The Animal, Fleetwood Mac, John Mayall & the Bluesbreaker, The rolling Stones, The Yadbird, Cream dan musisi Irlandia  Rory Gallagher. Kemudian ada kelompok band rock Led Zeppelin yang mendaur-ulang lagu-lagu Blues tradisional. Carlos Santana Blues Band juga melakukan exsperimen dan menghasilkan Latin Blues. Ditahun 1950 ada Eric Clapton dengan After Midnight dan Cocaine.


Gugun Blues Shelter dalam Jakarta Blues Festival, 17 Desember 2011 yang dihadiri legenda Blues, John Mayall. Foto: koleksi pribadi

Setelah perkembangan Rock Blues yang massif di Inggris, maka muncul Texas Rock Blues yang kontras dengan gaya Blues West Side. Artis-artis yang memainkan gaya Texas Rock Blues antara lain, Johnny Winter dan Stevie Ray Vaughan. Dan kelahiran Soul blues pada tahun 1980-an di sekitar Jackson, Mississipi konon adalah moment kebangkitan kembali Blues Amerika setelah sempat mati suri. 

Mengenal dan Menikmati
Apakah penjelasan diatas sudah menggenapi pengetahuan kita tentang  musik Blues?. Bagi saya belum. Masih banyak istilah yang belum bisa saya pahami dan perlu digali lagi. Dan jika saya lakukan, jumlah halaman tulisan ini mungkin akan lebih banyak dari Skripsi ataupun Thesis.

Sebaiknya saya potong kompas saja ke pembahasan bagaimana bisa larut dalam irama Blues. Disini saya memakai aliran musik Blues yang akrab dengan kita saja. Keuntungan saya sebagai penulis adalah menjelaskan musik ini memakai persepsi saya (hehehe, sory…).

Musik Blues menurut saya paling sempurna menggambarkan kesedihan dibandingkan aliran musik lain. Ekspresi penjiwaannya lebih muncul ketimbang Jazz, sebab Jazz lebih menekankan pada keasikan bermain ketimbang pesan dalam lirik. Memang tidak semua lagu Blues bercerita tentang kesedihan, namun iramanya memiliki pola yang bisa dikenali, khususnya lengkingan gitarnya. Sejujurnya sampai saat ini identitas Blues yang paling mudah saya kenali adalah ‘Lick’ atau melodi gitarnya. Orang bilang melodi ini bermain di skala Pentatonik (5 nada).

Yang paling sederhana mengenal potongan musik Blues mungkin dengan menonton acara Kick Andy di Metro TV. Musik pembuka acara ini adalah potongan lengkigan melodi Blues. Kalau mau tahu lebih jauh bagaimana eskpresi perasaan dalam Blues?. Coba anda mendengarkan komposisi Still Got The Blues milik Gary Moore. Ia begitu mahir “ber-curhat” lewat melodi gitarnya. Atau lagu yang lebih familiar lagi Boulevard, November Rain, atau Bed of Roses.

Kalau mau yang lebih klasik anda dapat mendengarkan komposisi milik Riley B. King atau yang lebih dikenal dengan nama BB King. Ia adalah tokoh utama Blues modern di Memphis yang mulai menggunakan gitar listrik. Majalah Rolling Stone menempatkannya di peringkat 3 dari “100 greatest guitarist of all time”. Salah satu komposisinya yang asyik didengarkan adalah Help the Poor bersama Eric Clapton. Garry Moore juga tak kalah menarik dengan komposisi Too Tired . Dalam lagu yang ke dua kita bisa menikmati dua gaya permainan gitar antara Gary Moore yang garang dan BB King yang lebih halus.

Di Indonesia tentu saya merekomendasikan Slank yang sudah familiar dengan telinga kita. Lagu Pandangan Pertama feat Nirina misalnya, meskipun tidak bercerita tentang kesedihan, namun aroma Blues kental dalam pekikan gitarnya. Begitupun lagu I Miss You But I Hate You.

Lagu Kasih milik Boomerang juga kental dengan blues, perhatikan “kenakalan” Ivan sang gitaris yang berimprovisasi mengiringi Roy vokalis. Belum lama ini dari koleksi musik Reggae di laptop, saya memperhatikan salah satu komposisi yang agak nge-Blues (semoga tidak salah), yakni I’m Sorry Baby milik Gangstarasta. Semua lick lagu-lagu ini menggunakan skala pentatonik.


Gary Moore, BB King, Guns n Roses, John Bon Jovi, Slank, Boomerang, Gangstarasta, dan nama lain seperti Eross (Sheila on 7), Andra (Dewa 19), Gugun Blues Shelter atau Sandi Sandoro. Apa yang bisa disimpulkan dari deretan nama tersebut. Tidak ada. Malah membingungkan. Harus diakui, usaha saya memahami musik ini belum memuaskan rasa ingin tahu. Mungkin akan lebih mudah menjelaskan secara rinci jika kita memahami pola akord seperti yang saya kutip diatas, sebab pola itulah yang membedakannya dengan aliran musik lain. Sayangnya kemampuan itu tidak saya miliki (maklum sebatas penikmat saja hehe…).

  
Abdi Slank dalam Jakarta Blues Festival, 17 Desember 2011

Masih banyak hal yang belum terjelaskan. Apalagi jika dikatakan Blues membidani lahirnya aliran musik Funk, R n B, Rock n Roll, dan Boogie Woogie. Kemungkinan titik temu mereka ada di akord 12 bar, 16 bar, 8 bar dan varian lainnya serta skala melodi pentatonik. Entahlah namanya juga kita hanya penikmat.

Salam ‘ngarang
___
Geger Kalong, Bandung
2 Desember 2012

akhirnya bisa selesai juga, hikmah dari kekalahan Indonesia dari Malaysia piala AFF beberapa jam sebelumnya.

*Tulisan ini sudah tertunda sejak Desember 2011,
Foto: kvsc.org dan koleksi pribadi

Tulisan Terkait:
Where Jazz Find Home
Reggae: The Beatles, Leonardo Dicaprio, hingga Akon
JAZZ: Belajar, Memahami, Menikmati
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment