Wednesday, April 5, 2017

Pemimpin-pemimpin 4G


Kaderisasi pemimpin menurut saya tak ubahnya dengan pengembangan gadget. Keduanya berorientasi pada produk yang lebih efektif dan efisien. Lihat saja perkembangan gadget seperti telepon genggam atau handphone, mulai dari Nokia, Motorola, Ericson, Sony, Blackberry, Samsung, hingga Iphone.

Saat Steve Jobs merilis smartphone Apple pertamanya Iphone tahun 2007, dimulailah era baru industry smartphone. Orang-orang begitu kagum dengan smartphone layar sentuh, bisa dengar musik dan bisa konek internet. Saat itu Nokia dan Blackberry masih menguasai pasar Indonesia. Berselang 3 tahun Samsung merilis smartphone layar sentuh pertamanya tahun 2010 yakni Samsung Galaxy S.



Kini Iphone dan Samsung merajai pasar dunia termasuk Indonesia. Smartphone pun sudah beralih ke koneksi 4G yang lebih cepat dibanding 3G. Nokia dan Blackberry yang terlambat menyadari perubahan trend pasar, akhirnya tergilas dan ditinggalkan. Mudah-mudahan kejadian yang sama tidak menimpa angkutan umum konvensional, yang saat ini resah dengan kehadiran angkutan on line.

Pun, Indonesia saat ini sudah berada di era baru kaderisasi kepemimpinan. Kalau dulu, ada anggapan pemimpin yang baik selalu berasal dari militer, sekarang sudah tidak lagi. Generasi-generasi dulu, dengan cara-cara dan pola-pola lama sudah mulai ditinggalkan peminat.


Saya kira era baru kepemimpinan di Indonesia dimulai dari 2014, meskipun di daerah sudah lebih dulu muncul pemimpin-pemimpin generasi baru.  Sejak saat itu, kepemimpinan tampil dengan wajah baru. Birokrasi yang ribet dengan berbagai pungutan liar ciri khas gaya lama mulai diberantas.

Iring-iringan rombongan kepresidenan kini sunyi dan biasa saja, rakyat tidak lagi terganggu dengan bunyi sirene dan barisan mobil yang menambah kemacetan. Seorang pemimpin juga tidak perlu banyak tampil di televisi dengan berbagai curhatnya. Apalagi sampai merilis album lagu, banyak pekerjaan yang mesti dilakukan.


Pemimpin generasi baru tak perlu jago pidato, jago berteori, atau beretorika. Masyarakat butuh kerja nyata. Pemimpin tak perlu mengkader anaknya jadi politikus, atau kerja proyek, jadi pengusaha martabak juga tak kalah keren.

Seorang pemimpin tidak perlu berperilaku eksklusif, dengan pakaian dan protokoler yang kaku. Itu hanya akan membuat jarak dengan masyarakatnya. Sekali-sekali berlaku “konyol” tidak masalah, pakai sarung saat kunjungan kerja juga tidak masalah. Sekali-sekali membuat vlog dalam acara kenegaraan juga tidak menurunkan derajat sebagai pemimpin. Yang penting hal-hal subtansi harus tetap diseriusi.

Selalu tampil sempurna tanpa dosa, bukanlah manusia. Menurut saya itu yang membuat Upin Ipin lebih disukai ketimbang Sopo Jarwo. Sebab dalam cerita Ipun Upin, semua tokoh bisa berbuat salah, semua tokohnya bisa konyol. Itulah hidup, kita fokus pada hal substansi bukan yang remeh temeh.

Dan yang lebih penting lagi, pemimpin janganlah terlalu ngebosi, tunjuk sana tunjuk sini, perintah sana perintah sini. Seperti mengangkat bibit pohon yang akan ditanam, kalau memang bisa dikerjakan sendiri, ya kerjakanlah, nanti juga bawahan akan melihat, dan mengikuti.


Intinya pemimpin era baru adalah pemimpin yang mau turun langsung, dan berada digarda depan, bukan hanya memerintah dari atas singgasananya.



Baca Juga: Akhirnya Memilih
Sekali lagi kaderisasi pemimpin menurut saya tak ubahnya dengan pengembangan gadget. Keduanya berorientasi pada produk yang lebih efektif dan efisien. Kini eranya 4G atau generasi ke empat, smartphone yang tidak mau ikut perkembangan pasti akan ditinggalkan orang. Begitu pun pemimpin, jika ingin dicintai orang, segeralah beralih ke 4G.

Sudahkan pemimpin di daerahmu beralih ke 4G?
___
Palu, 05 April 2017
Gambar dari sini dan sini
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment