Bagaimana pun, akal dan nurani saya tidak membenarkan
pengusiran Djarot Saiful Hidayat di masjid Jami Al-Atiq, Tebet, Jakarta
Selatan seusai shalat Jum’at. Ummat ini sudah melewati batas. Apa mereka pernah
membaca Qur’an Surah Hud ayat 112.
Ali bin Abu Thalib pernah berkata “Musuh terbesar umat Islam
bukanlah dari umat lain, tetapi kebodohan umat Islam sendiri”. Penyair WS
Rendra dalam puisinya pun pernah menulis “Negeri ini bagaikan rumput kering yang
mudah terbakar”.
Baca Juga: Detik terakhir
Ahok-Djarot memang babak belur dihajar oleh isu agama yang
sampai sekarang belum jelas dimana letak kesalahannya. Pengikutnya pun mendapat
dampaknya dari mulai jenazah yang diterlantarkan, pengurus masjid yang dipecat
dari masjid leluhurnya sendiri, hingga muslim yang diusir dari masjid.
Disudut lain, para lawan politik Ahok yang sudah memendam
kebencian jauh sebelum isu agama menyeruak, bisa tersenyum lebar. Deretan politikus
busuk, Serigala lapar, dan mafia ibu kota sekarang boleh maju kedepan dan berteriak “Agama harus
dibela” dan “Orang kafir tidak boleh jadi pemimpin”.
Pengusiran Djarot dari masjid tempatnya beribadah adalah
puncak dari horror politik yang memperjual belikan agama. Bisa dibayangkan
bahayanya horror ini jika menyebar keseluruh wilayah negeri.
Orang-orang beragama, apa pun pilihan politiknya, mestinya
mengutuk kejadian itu. Saya tidak yakin nabi agung ummat Islam tersenyum bangga
melihat kejadian itu. Melihat pengikutnya diusir dari rumah ibadah, bisa jadi
air mata suci beliau akan jatuh.
Sayangnya sikap itu tidak terlihat dari Sandiaga Uno. Sangat
disayangkan. Dalam sebuah berita online, Sandiaga Uno tidak menyatakan
keprihatinannya, alih-alih prihatin, Sandi malah menduga pengusiran itu sengaja
dilakukan oleh pendukung Djarot sendiri untuk menarik simpati.
Mungkinkah Ahok-Djarot yang sudah babak belur dihantam isu
agama, memakai isu agama lagi untuk menarik simpati. Apa mungkin jenazah yang
tidak dishalatkan juga strategi Ahok-Djarot? Apa iya pidato di kepulauan seribu
juga usaha untuk meraih simpati? Mungkinkah Ahok yang diadili juga bagian dari strategi kampanyenya.
Bang Sandi, bang Sandi
Dalam debat, anda dan Anies beberapa kali menyerukan STOP saling serang isu agama. Tapi kenyataannya itu masih terjadi, setahu saya anda
itu bergelar haji, mestinya anda prihatin melihat muslim diusir dari masjid, bukan
malah menuduh.
Bagi kalian yang bersorak gembira dengan pengusiran Djarot
dari masjid, perlulah introspeksi, jangan sampai saat nabi bersedih anda
malah melompat kegirangan.
Salam Alaika ya Nabi.
___
Palu, 18 April 2017
Gambar dari sini
Gambar dari sini