Saya sempat berpikir bagaimana seandainya saya lahir di
Amerika, sebagai warga negara Amerika, dan berkeyakinan Amerikalah negara
paling rasional di muka bumi ini, seperti juga saat ini saya berpikir
Indonesialah negara paling nyaman dan masuk akal untuk ditinggali.
Pasti akan keren. Saya tidak perlu repot lagi menghabiskan 6
tahun belajar bahasa Inggris di sekolah formal tanpa bisa mengatakan “Kau ini
dari mana saja, saya sudah dari tadi ta putar-putar ba cari” dalam bahasa
Inggris.
Dan kalau saya jadi orang Amerika, saya akan bercita-cita
masuk dalam Think Tank negara adidaya
ini. Sebuah tim super penting yang mungkin salah satu tugasnya menuliskan buku
panduan presiden AS, buku yang mungkin mirip-mirip cerita dalam film National Treasure : Book Of Secret.
Saya masih berkeyakinan bahwa setiap presiden Amerika harus
tunduk pada sebuah petunjuk, gagasan besar dari pendiri negara ini. gagasan ini
harus berkesinambungan antar satu presiden dengan presiden lain, terutama dalam
hal politik luar negerinya.
Olehnya siapa pun presidennya, bisa dipastikan, kebijakan
luar negerinya tidak jauh berbeda. Yang membedakan mereka mungkin hanya
kebijakan dalam negeri dan proyek-proyek yang sifatnya menguntungkan kelompok.
Mungkin.
Karena itu saya sangat tertarik masuk dalam kelompok
perumus. Untuk negara saya yang luar biasa ini, saya akan kerahkan seluruh
kemampuan analisa saya untuk memenangkan semua pertempuran yang mungkin akan
dihadapi.
Ada dua kendala utama
yang menghalangi Amerika untuk menguasai dunia.
Saya akan memulainya dengan kalimat tersebut, sembari memberi
kode kepada operator untuk membuka file presentasi Microsoft PowerPoint 2003 yang saya susun malam sebelumnya, saat
nongkrong di cafe.
Kendala pertama Islam,
kedua Komunis. Islam menjadi penghalang karena militansi mereka sangat tinggi,
ditambah doktrin persaudaraan mereka yang katanya “Ibarat satu tubuh, jika satu
bagian sakit, bagian lain turut merasakan.”
Ini jelas berbahaya,
sebab kebijakan luar negeri kita pasti akan berakibat penderitaan bagi mereka.
Jika tidak diantisipasi, kita akan mendapat serangan balik yang sangat
berbahaya. Kita harus belajar dari perang salib kemarin. Tapi masih ada satu
peluang, umumnya mereka mata duitan.
Selanjutnya Komunis.
Paham ini menentang dominasi kekayaan dan kekuasaan hanya pada negara-negara
Adidaya. Ini juga berbahaya, karena mereka tidak akan senang melihat negara
kita bertambah kaya dengan meraup keuntungan dari negara-negara yang bisa kita
pengaruhi.
Untuk kubu ini kita
tidak bisa melakukan apa-apa, sebab idiologi permusuhan mereka lebih kuat
dibanding idiologi materi. Kalau menyangkut persaingan dengan kita, mereka
sangat tegas, diajak kompromi win-win solution saja mereka masih susah, apalagi
kerjasama yang menguntungkan kita. Mereka ini sudah final mengambil posisi
berseberangan dengan kita.
Dengan pilihan ini,
hanya satu yang berpeluang besar kita tundukkan yakni Islam. Bagaimana caranya?
Tentu bukan dengan perang terbuka seperti pendahulu kita saat perang salib. Itu
cara yang paling konyol. Cara perang modern adalah perang proxy, artinya kita
mencari negara-negara yang mau berperang demi kita. Sementara kita bisa
mengontrolnya dari ruang baca kita yang ber-AC sambil makan Popcorn, Pizza atau
Burger. Ummat Islam hanya bisa dilawan oleh ummat Islam.
Inilah 9 strategi untuk menaklukkan Islam:
Sebenarnya strategi ini bisa lebih banyak lagi, tapi saya sengaja membatasinya di angka sembilan untuk terlihat lebih keren.
Sebenarnya strategi ini bisa lebih banyak lagi, tapi saya sengaja membatasinya di angka sembilan untuk terlihat lebih keren.
1. Kita mesti
menguasai simbol Islam dulu. Apa
itu? Mekkah, dan Madinah. Lembaga intelejen harus menghasilkan konspirasi
paling jenius agar Arab bisa takluk. Cari satu dinasti yang kuat untuk menjadi
pemimpin di sana. Syaratnya, mereka harus mata duitan dan senang berfoya-foya.
Setelah itu jadikan mereka pemimpin permanen di sana, artinya sistemnya harus
kerajaan supaya kekuasaan bisa diturunkan di kalangan keluarga saja.
Kubu tetangga yang dihuni Rusia dan
Cina pasti akan membaca rencana ini dan menyiapkan rencana tandingan. Mereka
juga pasti mencoba mempengaruhi negara Islam lain. Biarkan saja, kita akan
mencarikan jalan keluar untuk itu. Yang penting Mekkah dan Madinah aman dulu.
2. Setelah simbol dikuasai, kita harus
mengontrol negara yang sudah kita pengaruhi itu agar tetap menurut dengan kita.
Caranya Buat kerjasama ekonomi, buat
mereka ketergantungan pada kita. Tawarkan mereka iming-iming kekuasaan,
bahwa dengan dukungan kita mereka akan menjadi penguasa di kawasan Timur
Tengah.
3. Setelah itu kita harus Meletakkan pangkalan militer di berbagai negara Islam, sebanyak
mungkin, jangan sampai kalah banyak dengan kubu tetangga.
4. Kalau negara Islam itu menolak, Ciptakan dongeng tentang teroris. Danai
orang-orang bodoh yang mau meledakkan dirinya untuk dapat tiket masuk surga.
Kucurkan dana untuk mereka. Mereka ini harus tetap ada, jangan ditumpas habis,
jika sudah sekarat, suntikkan lagi dana segar, agar hidup lagi, agar tentara
kita punya alasan untuk tetap bercokol di negara-negara ini.
Bagaimana kalau orang-orang konyol
ini malah mencari tiket surga di negara kita dengan cara meledakkan diri?
Justeru itu bagus, artinya masyarakat kita dan masyarakat Internasional makin yakin
bahwa yang kita lakukan di Timur Tengah memang benar, yakni melawan teroris,
dan mengamankan dunia.
Baca Juga: QATAR MENJELMA CHOW YUN FAT
5. Kalau negara itu sulit untuk dimasukki itu, orang-orang
bodoh yang kita danai, maka Ciptakan cerita
fiksi bahwa mereka menyimpan senjata pemusnah masal. Jika kubu tetangga
tidak membeking mereka, maka kita akan dengan leluasa membombardir mereka,
tumbangkan pemimpinnya, ganti dengan pemimpin yang berpihak pada kita. Dua atau
tiga tahun kemudian barulah kita minta maaf, ternyata senjata pemusnah masal
itu cuma Hoax.
6. Saya yakin tidak semua ummat Islam bodoh dan
mata duitan, pasti ada Negara-negara Islam lain, yang cukup pintar dan memilih
bergabung dengan kubu tetangga. Tidak apa-apa. Kita carikan tema konflik agar
kita bisa membenturkannya dengan jagoan kita.
Konflik Sektarian Sunni-Syiah
misalnya. Hembuskan itu, kipasi mereka agar terus saling membunuh dengan
alasan-alasan sepele. Jangan sampai mereka bersatu.
7. Bagaimana kalau ada negara Islam yang sudah
punya kepemimpinan yang kuat dan tidak mau terlibat dengan skema-skema yang
telah kita buat. Untuk yang ini juga tidak susah, Hembuskan isu demokrasi.
Ingat, rata-rata negara Islam ini
memiliki pemimpin yang sudah lama berkuasa. Dinas Intelejen Rahasia harus bekerja
keras untuk mengkampanyekan bahwa pemimpin saat ini tidak demokratis, telah
berlaku zalim, dan harus ditumbangkan. Kucurkan dana yang besar untuk bisa
memanipulasi media. Pancing ulama-ulama besar mengeluarkan fatwa bahwa
memerangi pemimpin seperti itu adalah Jihad fi Sabilillah.
Dengan begitu saya yakin pemimpin
tersebut akan digempur habis-habisan. Kita tinggal menghubungi negara-negara
Islam dalam kubu kita agar bisa menyiapkan pemimpin pengganti yang bisa “masuk
barisan.”
Tapi ingat Demokrasi bukan tujuan
utama, tujuan utamanya adalah mencari anggota yang bisa masuk barisan. Meskipun
dia negara kerajaan seperti yang kita atur di kota simbol Islam itu, jangan
pernah permasalahkan. Di kota simbol Islam itu sistemnya memang harus kerajaan,
tidak bisa tidak, agar semuanya terkontrol. Agar kekuasaan tetap pada dinasti
yang mata duitan dan suka foya-foya. Bukankah itu tujuan kita pada poin pertama
tadi.
8. Selanjutnya kirim pesan menakutkan bagi
negara-negara Islam lain yang tidak mau masuk barisan. Mereka yang memilih
masuk kubu tetangga. Pesan itu bisa dalam bentuk Sanksi Ekonomi.
Buat mereka menderita, batasi
perdagangan mereka hanya pada kubu mereka saja. Asingkan mereka dari pergaulan
internasional, buat kesan bahwa mereka adalah negara kolot yang tidak mau
mengikuti perkembangan zaman.
Sanksi ini akan menjadi pesan kuat
bagi negara lain, bahwa jika kalian tidak mau masuk barisan, kalian akan
bernasib sama dengan negara kolot tersebut.
9. Jika kelompok extrimis Islam ini melebarkan
pengaruh ke negara Islam lain sampai ke Asia Tenggara biarkan. Peliharalah segala bentuk ekstrimis Islam
di berbagai penjuru dunia. Itu akan jadi modal yang bisa berguna suatu hari
nanti. Jika pemerintahan di negara tersebut sudah terdesak, tawarkan bantuan,
buat mereka tergantung pada kita. Jangan sampai mereka meminta bantuan ke kubu
tetangga.
Tapi keputusan mendirikan pangkalan
militer belum urgen untuk wilayah ini. belum ada sesuatu yang terlalu penting
dari mereka. Lebih baik kita konsentrasi ke Timur Tengah dulu, karena jauh di
bawah padang pasirnya yang gersang, tumpukkan dollar bersarang.
Seandainya suatu hari ada potensi
tumpukan dollar diwilayah ini, kita tinggal menaikkan konflik, kompori
kelompok-kelompok extrimis untuk membuat kekacauan, agar kita bisa hadir
sebagai pahlawan dan mendirikan pangkalan militer untuk mengamankan kepentingan
dollar.
“Inilah cara paling cerdas dan lihai dalam menguasai dunia.”
Saya menutup pemaparan saya dengan senyuman lebar penuh
kebanggaan.
Semua ruangan hening, mereka tampaknya terkesima dengan ide
brilian saya. Untuk bertepuk tangan pun mereka lupa. Saya merasa yakin setelah
ini saya akan dapat promosi jabatan.
Kemudian satu orang diantara mereka berdiri, wajahnya tak
begitu asing bagi saya.
“Anda mengumpulkan kami hanya untuk mengatakan ini?” ia
bertanya seolah punya ide yang lebih baik. Saya mengangkat bahu, tanda masih
bingung apa yang ia maksudkan.
“Anda tahu sudah sampai dimana Amerika sekarang? Anda selama ini kemana saja?” tanyanya.
“Saya punya janji dengan putri saya, saya tidak ingin
membuatnya menunggu hanya untuk mendengarkan ocehan level anak ingusan seperti
anda,” kemudian melangkah keluar ruangan, diikuti seorang pria yang sedari tadi
berada di dekatnya.
Ternyata ia adalah mantan Presiden AS, G.W. Bush yang terlihat lebih pendek dari perkiraanku. Di belakangnya berjalan pimpinan CIA dan sedikit membanting
pintu saat keluar ruangan.
Level anak ingusan? kurang sadis dimana ide saya? Ini benar-benar merendahkan martabat. Saya harus merespon, dan kata itu pun keluar:
"Eh... sorry… anu... I mean F_ck..!!"
***
Aweng Cafe, Jl. Basuki Rahmat, Palu
20 Juni 2017
25 Ramadhan 1438 H
Gambar dari sini