Tuesday, June 20, 2017

INI YANG HARUS DILAKUKAN AMERIKA JIKA INGIN MENGUASAI ISLAM




Saya sempat berpikir bagaimana seandainya saya lahir di Amerika, sebagai warga negara Amerika, dan berkeyakinan Amerikalah negara paling rasional di muka bumi ini, seperti juga saat ini saya berpikir Indonesialah negara paling nyaman dan masuk akal untuk ditinggali.

Pasti akan keren. Saya tidak perlu repot lagi menghabiskan 6 tahun belajar bahasa Inggris di sekolah formal tanpa bisa mengatakan “Kau ini dari mana saja, saya sudah dari tadi ta putar-putar ba cari” dalam bahasa Inggris. 


Dan kalau saya jadi orang Amerika, saya akan bercita-cita masuk dalam Think Tank negara adidaya ini. Sebuah tim super penting yang mungkin salah satu tugasnya menuliskan buku panduan presiden AS, buku yang mungkin mirip-mirip cerita dalam film National Treasure : Book Of Secret.

Saya masih berkeyakinan bahwa setiap presiden Amerika harus tunduk pada sebuah petunjuk, gagasan besar dari pendiri negara ini. gagasan ini harus berkesinambungan antar satu presiden dengan presiden lain, terutama dalam hal politik luar negerinya. 

Olehnya siapa pun presidennya, bisa dipastikan, kebijakan luar negerinya tidak jauh berbeda. Yang membedakan mereka mungkin hanya kebijakan dalam negeri dan proyek-proyek yang sifatnya menguntungkan kelompok. Mungkin.

Karena itu saya sangat tertarik masuk dalam kelompok perumus. Untuk negara saya yang luar biasa ini, saya akan kerahkan seluruh kemampuan analisa saya untuk memenangkan semua pertempuran yang mungkin akan dihadapi.

Ada dua kendala utama yang menghalangi Amerika untuk menguasai dunia.
 
Saya akan memulainya dengan kalimat tersebut, sembari memberi kode kepada operator untuk membuka file presentasi Microsoft PowerPoint 2003 yang saya susun malam sebelumnya, saat nongkrong di cafe.

Kendala pertama Islam, kedua Komunis. Islam menjadi penghalang karena militansi mereka sangat tinggi, ditambah doktrin persaudaraan mereka yang katanya “Ibarat satu tubuh, jika satu bagian sakit, bagian lain turut merasakan.” 

Ini jelas berbahaya, sebab kebijakan luar negeri kita pasti akan berakibat penderitaan bagi mereka. Jika tidak diantisipasi, kita akan mendapat serangan balik yang sangat berbahaya. Kita harus belajar dari perang salib kemarin. Tapi masih ada satu peluang, umumnya mereka mata duitan.


Selanjutnya Komunis. Paham ini menentang dominasi kekayaan dan kekuasaan hanya pada negara-negara Adidaya. Ini juga berbahaya, karena mereka tidak akan senang melihat negara kita bertambah kaya dengan meraup keuntungan dari negara-negara yang bisa kita pengaruhi.

Untuk kubu ini kita tidak bisa melakukan apa-apa, sebab idiologi permusuhan mereka lebih kuat dibanding idiologi materi. Kalau menyangkut persaingan dengan kita, mereka sangat tegas, diajak kompromi win-win solution saja mereka masih susah, apalagi kerjasama yang menguntungkan kita. Mereka ini sudah final mengambil posisi berseberangan dengan kita. 

Dengan pilihan ini, hanya satu yang berpeluang besar kita tundukkan yakni Islam. Bagaimana caranya? Tentu bukan dengan perang terbuka seperti pendahulu kita saat perang salib. Itu cara yang paling konyol. Cara perang modern adalah perang proxy, artinya kita mencari negara-negara yang mau berperang demi kita. Sementara kita bisa mengontrolnya dari ruang baca kita yang ber-AC sambil makan Popcorn, Pizza atau Burger. Ummat Islam hanya bisa dilawan oleh ummat Islam. 

Inilah 9 strategi untuk menaklukkan Islam:

Sebenarnya strategi ini bisa lebih banyak lagi, tapi saya sengaja membatasinya di angka sembilan untuk terlihat lebih keren.

1.       Kita mesti menguasai simbol Islam dulu. Apa itu? Mekkah, dan Madinah. Lembaga intelejen harus menghasilkan konspirasi paling jenius agar Arab bisa takluk. Cari satu dinasti yang kuat untuk menjadi pemimpin di sana. Syaratnya, mereka harus mata duitan dan senang berfoya-foya. Setelah itu jadikan mereka pemimpin permanen di sana, artinya sistemnya harus kerajaan supaya kekuasaan bisa diturunkan di kalangan keluarga saja.

Kubu tetangga yang dihuni Rusia dan Cina pasti akan membaca rencana ini dan menyiapkan rencana tandingan. Mereka juga pasti mencoba mempengaruhi negara Islam lain. Biarkan saja, kita akan mencarikan jalan keluar untuk itu. Yang penting Mekkah dan Madinah aman dulu.

2.       Setelah simbol dikuasai, kita harus mengontrol negara yang sudah kita pengaruhi itu agar tetap menurut dengan kita. Caranya Buat kerjasama ekonomi, buat mereka ketergantungan pada kita. Tawarkan mereka iming-iming kekuasaan, bahwa dengan dukungan kita mereka akan menjadi penguasa di kawasan Timur Tengah.

3.       Setelah itu kita harus Meletakkan pangkalan militer di berbagai negara Islam, sebanyak mungkin, jangan sampai kalah banyak dengan kubu tetangga.

4.       Kalau negara Islam itu menolak, Ciptakan dongeng tentang teroris. Danai orang-orang bodoh yang mau meledakkan dirinya untuk dapat tiket masuk surga. Kucurkan dana untuk mereka. Mereka ini harus tetap ada, jangan ditumpas habis, jika sudah sekarat, suntikkan lagi dana segar, agar hidup lagi, agar tentara kita punya alasan untuk tetap bercokol di negara-negara ini.

Bagaimana kalau orang-orang konyol ini malah mencari tiket surga di negara kita dengan cara meledakkan diri? Justeru itu bagus, artinya masyarakat kita dan masyarakat Internasional makin yakin bahwa yang kita lakukan di Timur Tengah memang benar, yakni melawan teroris, dan mengamankan dunia.


5.       Kalau negara itu sulit untuk dimasukki itu, orang-orang bodoh yang kita danai, maka Ciptakan cerita fiksi bahwa mereka menyimpan senjata pemusnah masal. Jika kubu tetangga tidak membeking mereka, maka kita akan dengan leluasa membombardir mereka, tumbangkan pemimpinnya, ganti dengan pemimpin yang berpihak pada kita. Dua atau tiga tahun kemudian barulah kita minta maaf, ternyata senjata pemusnah masal itu cuma Hoax.

6.       Saya yakin tidak semua ummat Islam bodoh dan mata duitan, pasti ada Negara-negara Islam lain, yang cukup pintar dan memilih bergabung dengan kubu tetangga. Tidak apa-apa. Kita carikan tema konflik agar kita bisa membenturkannya dengan jagoan kita.

Konflik Sektarian Sunni-Syiah misalnya. Hembuskan itu, kipasi mereka agar terus saling membunuh dengan alasan-alasan sepele. Jangan sampai mereka bersatu.

7.       Bagaimana kalau ada negara Islam yang sudah punya kepemimpinan yang kuat dan tidak mau terlibat dengan skema-skema yang telah kita buat. Untuk yang ini juga tidak susah, Hembuskan isu demokrasi.

Ingat, rata-rata negara Islam ini memiliki pemimpin yang sudah lama berkuasa. Dinas Intelejen Rahasia harus bekerja keras untuk mengkampanyekan bahwa pemimpin saat ini tidak demokratis, telah berlaku zalim, dan harus ditumbangkan. Kucurkan dana yang besar untuk bisa memanipulasi media. Pancing ulama-ulama besar mengeluarkan fatwa bahwa memerangi pemimpin seperti itu adalah Jihad fi Sabilillah.

Dengan begitu saya yakin pemimpin tersebut akan digempur habis-habisan. Kita tinggal menghubungi negara-negara Islam dalam kubu kita agar bisa menyiapkan pemimpin pengganti yang bisa “masuk barisan.”

Tapi ingat Demokrasi bukan tujuan utama, tujuan utamanya adalah mencari anggota yang bisa masuk barisan. Meskipun dia negara kerajaan seperti yang kita atur di kota simbol Islam itu, jangan pernah permasalahkan. Di kota simbol Islam itu sistemnya memang harus kerajaan, tidak bisa tidak, agar semuanya terkontrol. Agar kekuasaan tetap pada dinasti yang mata duitan dan suka foya-foya. Bukankah itu tujuan kita pada poin pertama tadi.

8.       Selanjutnya kirim pesan menakutkan bagi negara-negara Islam lain yang tidak mau masuk barisan. Mereka yang memilih masuk kubu tetangga. Pesan itu bisa dalam bentuk Sanksi Ekonomi.

Buat mereka menderita, batasi perdagangan mereka hanya pada kubu mereka saja. Asingkan mereka dari pergaulan internasional, buat kesan bahwa mereka adalah negara kolot yang tidak mau mengikuti perkembangan zaman.

Sanksi ini akan menjadi pesan kuat bagi negara lain, bahwa jika kalian tidak mau masuk barisan, kalian akan bernasib sama dengan negara kolot tersebut.

9.       Jika kelompok extrimis Islam ini melebarkan pengaruh ke negara Islam lain sampai ke Asia Tenggara biarkan. Peliharalah segala bentuk ekstrimis Islam di berbagai penjuru dunia. Itu akan jadi modal yang bisa berguna suatu hari nanti. Jika pemerintahan di negara tersebut sudah terdesak, tawarkan bantuan, buat mereka tergantung pada kita. Jangan sampai mereka meminta bantuan ke kubu tetangga.

Tapi keputusan mendirikan pangkalan militer belum urgen untuk wilayah ini. belum ada sesuatu yang terlalu penting dari mereka. Lebih baik kita konsentrasi ke Timur Tengah dulu, karena jauh di bawah padang pasirnya yang gersang, tumpukkan dollar bersarang.

Seandainya suatu hari ada potensi tumpukan dollar diwilayah ini, kita tinggal menaikkan konflik, kompori kelompok-kelompok extrimis untuk membuat kekacauan, agar kita bisa hadir sebagai pahlawan dan mendirikan pangkalan militer untuk mengamankan kepentingan dollar.

“Inilah cara paling cerdas dan lihai dalam menguasai dunia.” 

Saya menutup pemaparan saya dengan senyuman lebar penuh kebanggaan. 
Semua ruangan hening, mereka tampaknya terkesima dengan ide brilian saya. Untuk bertepuk tangan pun mereka lupa. Saya merasa yakin setelah ini saya akan dapat promosi jabatan.

Kemudian satu orang diantara mereka berdiri, wajahnya tak begitu asing bagi saya.

“Anda mengumpulkan kami hanya untuk mengatakan ini?” ia bertanya seolah punya ide yang lebih baik. Saya mengangkat bahu, tanda masih bingung apa yang ia maksudkan.

“Anda tahu sudah sampai dimana Amerika sekarang? Anda selama ini kemana saja?” tanyanya. 

“Saya punya janji dengan putri saya, saya tidak ingin membuatnya menunggu hanya untuk mendengarkan ocehan level anak ingusan seperti anda,” kemudian melangkah keluar ruangan, diikuti seorang pria yang sedari tadi berada di dekatnya.

Ternyata ia adalah mantan Presiden AS, G.W. Bush yang terlihat lebih pendek dari perkiraanku. Di belakangnya  berjalan pimpinan CIA dan sedikit membanting pintu saat keluar ruangan. 

Level anak ingusan? kurang sadis dimana ide saya? Ini benar-benar merendahkan martabat. Saya harus merespon, dan kata itu pun keluar:

"T_i boro..!!"

"English...." teriak pria berambut dan berjambul kuning pucat menatap tajam padaku.

"Eh... sorry… anu... I mean F_ck..!!"

***
Aweng Cafe, Jl. Basuki Rahmat, Palu
20 Juni 2017
25 Ramadhan 1438 H 

Gambar dari sini
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment