Rumit. Susah dicerna. Kacau. Tidak harmoni.
Itulah kesan pertama saat saya mendengar
music Jazz di TVRI pertengahan hingga
akhir tahun 90-an. Kesan yang mungkin juga dirasakan banyak orang saat
mendengar musik ini pertama kali. Sekerumun pemain musik dengan setelan jas
resmi tampil membawakan musik yang tak masuk diakal, parahnya lagi biasanya tanpa penyanyi. Kekacauan bahkan bertambah saat mereka menghadirkan penyanyi.
Saya pun berkesimpulan bahwa orang-orang
yang mengaku menyukai musik Jazz,
hanyalah orang yang sok eksklusif, sok mengerti musik, dan sok memiliki selera
musik tinggi. Padahal mereka sendiri tak mengerti musik itu. Dan memang musik Jazz itu tak bisa dimengerti, pemainnya
hanya sekumpulan orang yang mungkin gila sehingga antara satu alat musik dengan
yang lain tidak harmoni.
Anehnya kurun waktu 5 tahun
terakhir saya begitu menikmati musik ini. Saya mesti berterimakasih kepada Kenny G yang mengenalkan Saxophone meskipun Kenny G sebenarnya juga tidak beraliran Jazz
dan komposisi Bossas-nya Ermy Kulit yang secara tak sengaja sering saya dengarkan saat
masih dibangku SD (koleksi kaset tape bapak). Dan tentunya juga kepada Nebula 101FM Palu, atas program Sunday Jazz-nya.
Apa
dan Bagaimana
Nah, bagaimana sebenarnya musik Jazz itu. Dari sejarahnya, musik ini
lahir di Amerika pada kurun waktu 1890 hingga 1910 masih belum jelas kapan
waktu tepatnya musik Jazz lahir sebab
tak ada catatan tertulis tentang musik ini saat itu. Musik Jazz awalnya dinyanyikan oleh masyarakat kulit hitam di Amerika. Meski diera
tersebut perbudakan telah dihapuskan, namun perlakuan rasisme menyebabkan
mereka sulit mendapat pekerjaan. Jazz akhirnya
menjadi ekspresi penderitaan mereka dan sempat dianggap
musik kelas rendah. Meski lahir dari komunitas kulit hitam, banyak orang beranggapan Jazz merupakan pertemuan antara musik Afrika dan
Eropa.
Konon Jazz lahir saat Buddy Bolden, pemilik
kedai cukur rambut di New Orleans meniup cornet-nya. Sebagian belum sepenuhnya yakin,
namun terlepas dari benar
tidaknya legenda sang pencukur rambut, kenyataanya Jazz telah lahir dan menyebar tanpa bisa dihentikan. Kota New Orleans hingga saat ini dipercaya sebagai
tempat kelahiran musik Jazz, festival
Jazz tertua pun berlangsung dikota ini. Periode 1920 hingga 1930 menjadi era perkembangan musik
Jazz di Amerika. Puncaknya terjadi pada periode 1940-1950, dimana Jazz pecah dalam berbagai aliran,
seperti Dixieland, Bebop, Cool Jazz, Hard Bop
dan Free Jazz.
Terus bagaimana menikmati musik Jazz.
Jazz memang lebih rumit dibandingkan saudara kandungnya Blues yang lahir dari rahim dan sejarah yang sama. Salah seorang legenda Jazz, Louis Amstrong yang terkenal dengan lagunya What A Wonderful World berkata “Kalau kau menanyakannya, kau tak
akan pernah tahu”.
Ella Fitzgerald juga punya cara unik menjelaskan definisi Jazz saat ditanya dalam acara Grammy Awards 1976. Tapi setidaknya Duke Ellington sudah mencoba menjelaskan dalam lirik lagunya tentang pentingnya Swing dalam Jazz.
Ella Fitzgerald juga punya cara unik menjelaskan definisi Jazz saat ditanya dalam acara Grammy Awards 1976. Tapi setidaknya Duke Ellington sudah mencoba menjelaskan dalam lirik lagunya tentang pentingnya Swing dalam Jazz.
Agak sulit memang menjelaskan bagaimana
musik Jazz bisa dinikmati. Untuk itu subjektifitas tak dapat
dihindari saat membahas kenikmatan musik ini. Menurut saya, ada dua tips untuk menikmati musik Jazz, yang
pertama mendengarkan tiap detail musiknya, sebab baik vokalis, drummer,
gitaris, pianis, dan saxophonis memiliki cara berkomunikasi sendiri.
Jika anda mendengar satu komposisi, cobalah untuk mendengarkan bagaimana piano bermain, bagaimana saxophone masuk ‘nyundul’, dan bagaimana drum berkomunikasi dengan yang lain. Rasakan semangatnya, keunikannya, kenakalannya, humornya. Sebab dalam musik Jazz, bukan hanya vokalis yang mendominasi komunikasi, setiap alat musik punya kesempatan dan cara sendiri untuk berkomunikasi dengan pendengarnya.
Baca Juga: Where Jazz Find a Home
Jika anda mendengar satu komposisi, cobalah untuk mendengarkan bagaimana piano bermain, bagaimana saxophone masuk ‘nyundul’, dan bagaimana drum berkomunikasi dengan yang lain. Rasakan semangatnya, keunikannya, kenakalannya, humornya. Sebab dalam musik Jazz, bukan hanya vokalis yang mendominasi komunikasi, setiap alat musik punya kesempatan dan cara sendiri untuk berkomunikasi dengan pendengarnya.
Yang kedua, untuk menikmati musik ini
setidaknya kita mesti tahu bagaimana ia lahir, dan pesan apa yang ingin ia
sampaikan. Dari
sejarahnya, musik ini lahir ditengah perjuangan masyarakat kulit
hitam melawan rasisme
di Amerika. Ekspresi spontan
adalah prinsip dari musik ini. Banyak kejutan yang ia tampilkan, ekspresinya lahir begitu saja, tanpa keterpaksaan.
Spontanitas inilah yang
memungkinkan improvisasi terus berlangsung dalam musik Jazz. Awalnya beberapa musisi konservatif Jazz membatasi musik ini hanya dalam
beberapa aliran. Namun pada perkembangannya Jazz terus berdinamika sesuai
ekspresi masa dan komunitas dimana ia tumbuh. Musisi Jazz terus
melakukan eksperimen agar musik Jazz yang ia mainkan sesuai dengan kondisi
budaya dan masyarakatnya.
Salah satu contoh spontanitas
dalam Jazz adalah munculnya teknik vokal
Scat kurun waktu 1910-1920 sebagai sarana seorang vokalis mendendangkan
suasana hatinya. Kini eksperimen musik Jazz sudah merambah jauh hingga penyatuan
dengan musik khas daerah atau negara tertentu.
Pesan lain dari
musik ini adalah keragaman. Ia kadang begitu rumit, disesi tertentu bahkan tiap
instrumennya berpencar berjalan sendiri-sendiri, dan pada satu titik bertemu
kembali. Tidak
berlebihan jika ada anggapan musik ini menanamkan nilai saling menghargai dalam perbedaan.
Bebas, menjadi sifat lain dari
musik ini. Bebas berkespresi, bebas dari pola-pola baku dalam bermusik, hingga
bebas dari tendensi trend. Musik Jazz tidak tumbuh dalam atmosfir kompetisi. Jazz begitu fleksibel
hingga ramah dengan genre musik lain. Ragam musik yang ada bahkan menjadi
potensi bagi Jazz untuk
berimprovisasi. Sebuah penjelas bagi lahirnya komposisi Jazz bercitarasa tradisional Bali gubahan Balawan dan Dewa Bujana. Jazz membuktikan dirinya bisa bertahan ditengah
gencarnya komersialisasi pasar dan tidak terjebak dalam persaingan
genre musik.
Alat Komunikasi
Jika kita memperhatikan penampilan
(performance) dari musisi-musisi
Jazz, kita akan melihat cara berkomunikasi yang unik. Musik Jazz bukanlah musik arogan yang mengambil jarak dengan penonton. Meski sebagian orang mengatakan Jazz adalah
musik eksklusif, namun saat ditampilkan, musik ini justru
ingin menyatu dengan
pendengarnya. Sangat jarang performance Jazz
disuguhkan di atas panggung tinggi dengan
penonton yang berjubal di bawahnya.
Pada setiap penampilannya, Jazz
ingin dekat dan berkomunikasi dengan pendengarnya. Dan memang cara terbaik
untuk menikmati musik ini adalah terlibat langsung dalam komunikasinya. Inilah
mungkin salah satu sebab kenapa
performance Jazz lebih sering berada dalam ruangan,
cafe-cafe atau bar-bar. Dibeberapa penampilan, posisi penonton bahkan berada lebih diatas dan pemain berada dibawah.
Cobalah sesekali melihat langsung pertunjukkan musik Jazz atau setidaknya melihat video
pertunjukannya. Kita akan
disuguhkan
dengan keunikan berkomunikasi, kehangatan, bahkan mungkin kekeluargaan. Semua sangat harmonis, sangat indah, bahkan semangat itu tetap hadir meski lagu yang dibawakan bercerita tentang
kesedihan.
Untuk anda yang baru mengenal musik Jazz dan ingin merasakan sensasinya, berikut ini tiga lagu yang membuat saya jatuh cinta pertamakali pada Jazz meski saat itu saya belum tahu jenis musik ini (masih SD). Tiga lagu ini adalah Kesan, Pasrah, dan Pesona. Ketiganya adalah lagu milik Ermy Kulit berirama Bossas. Semoga ketiga lagu tersebut masih akrab ditelinga pendengar yang baru mengenal Jazz.
Berikut ini beberapa sensasi dan ekspresi
yang bisa saya tangkap saat mendengar komposisi Jazz.
Semangat
Hidup, dan Humor
Sebagai contoh saya sarankan anda
untuk melihat bagaimana video Frank Sinarta, seorang musisi Jazz besar membawakan lagu I got a kick out of you. Unik, dan sangat sederhana. Dikemudian hari lagu ini kembali
dibawakan oleh Jamie Cullum generasi Jazz saat ini dengan sentuhan yang lebih ngebit namun memiliki semangat yang
sama. Komposisi lawas Frank Sinatra lainnya adalah Fly Me To The Moon.
Adapula video unik What a Wonderful World milik dedengkot Jazz, Louis Amstrong. Ekspresi yang
unik, hangat, dan terkesan jenaka mengiring lagu yang bercerita tentang
indahnya kehidupan.
New York dan May Way versi
ngebit juga menawarkan semangat hidup yang kuat. Dalam lagu New York setiap pemain musiknya terutama
saxophone, dentingan piano, pukulan simbal drum hingga vokalisnya seakan
menggambarkan bagaimana suasana gemerlap di kota New York.
Kenakalan musisi-musisi Jazz juga dapat didengarkan lewat komposisi Twenty Something milik Jemie
Cullum. Bercerita tentang
rasa frustrasi seorang sarjana sastra karena sulit
mendapatkan pekerjaan. Pada komposisi ini kita bisa mendengar bagaimana
saxophone, piano dan gitar saling memberi kesempatan untuk bermain nakal.
Canadian Sunset juga salah stu komposisi yang bagi saya ‘nyeleneh. Lirik lagu
ini sebenarnya mellow namun dasar Jazz, semangat komposisinya jadi agak
lucu dan riang. Mau dengar bagaimana Jazz
membawakan lagu nina bobo pengantar tidur..? anda mesti mendengarkan komposisi Summer Time. Bagaimana dengan Girl From Ipanema. Bagi penggemar Jazz, lagu ini sudah tidak asing lagi.
Semangatnya unik dengan sentuhan citarasa pantai Brazil.
Teknik vokal Scat juga menjadi ikon semangat dan keceriaan dalam musik Jazz. Teknik
ini menggunakan mulut sebagai instrumen melodi. Kemunculan Scat tidak terlepas dari ekspresi riang yang spontan dari sang
vokalis. Musisi yang terkenal sering melakukan teknik ini adalah Ella Fitzgerald dalam lagu
Mr. Paganini, di Indonesia kita
mengenal Tompi dengan komposisi T-Scat-nya.
Komposisi Jazz tanah air yang memiliki semangat hidup yang kuat bisa kita
temui dalam lagu Betawi milik
Bhaskara yang pernah populer sebagai instrumen pembuka dan penutup program
berita Selamat Pagi Indonesia di
RCTI. Dilagu ini kita bisa mendengar bagaimana Saxophone dan Biola beradu.
Diawali dengan biola disesi melodi pertama dialnjutkan dengan Saxophone disesi
kedua, hasilnya dua-duanya punya kelebihan dan kekurangan.
Lagu ‘nyeleneh lain datang dari almarhum
Utha Likumahua berjudul Aku Pasti Datang,
ada pula Mangge lagu bahasa daerah Selawesi Tengah gubahan Zarro
Ananta yang bercerita tentang usaha suami memenuhi keinginan istrinya yang lagi
mengidam. Tompi bahkan meramu lagu Balonku
Ada Lima menjadi komposisi aneh. Bagaimana dengan Dara milik Chaseiro, entahlah semua memiliki semangatnya
masing-masing.
Ketenangan
Salah satu komposisi Jazz yang membuat saya tenang saat mendengarkannya adalah Seven Years dan Don’t Know Why milik Norah Jones. Norah
jones memainkan musik Jazz dengan warnanya
sendiri, musiknya sedikit terpengaruh oleh Country.
Lain lagi ketika kita
mendengar lagu Joanna Wang, seorang penyanyi berdarah Taiwan. Salah satu lagunya yang saya sukai adalah Times of Your Life dan Bada-bada. Anda juga bisa mendengar
komposisi dari Sen Chu bertajuk If You Leave Me Now atau Close to You milik
Carpenters.
Romannsa
dan Kesedihan
I Will Wait For You mungkin
bisa masuk dalam ekspresi ini. Ada pula Roberta Flack dengan hits terkenalnya Killing Me Softly. Namun dari sekian lagu Jazz, ada satu lagu yang bagi saya memiliki beragam sensasi yakni Jason Mraz dengan Bella Luna. Lagu ini bercitarasa Bossas layaknya ritme-ritme yang dimiliki Ermy Kulit. Sulit bagi saya menggambarkan sensasi dalam lagu ini. Saya bahkan hampir percaya terdapat mantra hidup dalam lirik dan ritmenya.
Dari tanah air ada Balawan dengan komposisinya Sesaat Kau Hadir yang menggabungkan musik Jazz dengan cita rasa musik tradisional Bali. Dan Semurni Kasih milik Dian Pra.
Dari tanah air ada Balawan dengan komposisinya Sesaat Kau Hadir yang menggabungkan musik Jazz dengan cita rasa musik tradisional Bali. Dan Semurni Kasih milik Dian Pra.
Baca Juga: Utuh, Sempurna
Pada akhirnya kita mesti
bersepakat bahwa musik adalah bahasa universal. Jika kita sepakat bahwa musik
lahir dari ekspresi seni dan keindahan, maka tak ada musik yang lebih tinggi derajatnya
dibanding musik lain.
Semoga bermanfaat.
___
Ojan
Cipete, 26 Juni 2012.
Ilustrasi Gambar: www.jazzphoto.com (oleh Lonnie Timmons III)
Tulisan Terkait:
Utuh Sempurna
Bisik-mu
Where Jazz Find Home
Blues*: dari ‘Setan Biru’ hingga Boogie Woogie
Reggae: The Beatles, Leonardo Dicaprio, hingga Akon
***
Cipete, 26 Juni 2012.
Ilustrasi Gambar: www.jazzphoto.com (oleh Lonnie Timmons III)
Tulisan Terkait:
Utuh Sempurna
Bisik-mu
Where Jazz Find Home
Blues*: dari ‘Setan Biru’ hingga Boogie Woogie
Reggae: The Beatles, Leonardo Dicaprio, hingga Akon
***
Nagaya Blog Miu Lee......
ReplyDeletePerlu belajar Sama Komiu...
hahaha....
ReplyDeletetemplate (design-nya) masih standar, bawaan blog memang...
amo aga noisi tulisan kita, pasang jam, pasang kolom pencari (search), pasang penghitung pengunjung (visitor), pasang penerjemah bahasa beberapa negara (Translator).
kuncina ma rapi ra peinta, ni dikaku latar putih spy ma gampa ra baca, blog-mu nabelo muni cuma lencana facebook ante jam ra aturu ukuran-na na mbaso gaga...