Tulisan iseng dari pria biasa yang suka ngopi, gemar berkhayal, sok pengamat dan sok sastrawan.
Thursday, August 15, 2019
Wednesday, May 8, 2019
HAKIKAT UJIAN YANG SALAH KAPRAH
Dulu ada mantan pejabat yang dipenjara karena korupsi milyaran. Setelah dicek, ternyata penjaranya punya fasilitas mewah, ada AC, TV, bahkan ruang kerja sendiri.
Bukan hanya itu, si koruptor pun masih bisa petantang petenteng, liburan kesana kemari. Reaksi pun heboh. Masyarakat marah karena koruptor yang harusnya dihukum berat malah mendapatkan fasilitas mewah.
Hakikat hukuman tak berjalan sebagaimana mestinya.
Sunday, April 7, 2019
TEMAN DAN MUSUH DARI MASA LALU
Setelah memilih dalam Pilpres 5 tahun lalu, secara tidak sadar saya sudah melibatkan diri dalam memantau setiap
perkembangan pembangunan dan jalannya pemerintahan. Hal yang saya tidak pernah
duga sebelumnya. Saya mensyukuri itu karna pada level paling rendah, saya sudah merasa
terlibat dalam pembangunan negeri ini.
Sebelumnya, saya
merasa berada di luar, yang jika ada kemajuan saya tidak merasa kenapa-kenapa, dan
jika ada kemunduran maka saya dengan bersemangat ikut diskusi, membuat prediksi
dan kecurigaan yang kadang menggelikan, tapi tidak bagi saya saat itu. Saya membangun
kritik yang saya juga yakin tidak akan berpengaruh apa-apa. Saya menjadi
orang yang paling pesimis dan antipati terhadap politik.
APAKAH SAYA KEMBALI GOLPUT KALI INI
Sebelumnya saya
berusaha menahan diri untuk menulis tema politik dalam blog ini menjelang pemilu. Segala kegilaan
yang hiruk pikuk makin hari makin menguras kewarasan. Terlibat dalam kegilaan
itu hanya akan menambah kacau struktur berpikir kita. Semua hal bisa dibolak
balik dengan retorika pengecoh hingga sesuatu yang jelas menjadi samar.
Sunday, March 17, 2019
MENJELMA NGILU
Pagi tadi kau titip rindu pada embun yang mengusap debu.
Menjelmalah pagi ini sedikit ngilu.
Siang ini kucari dirimu dalam gelas-gelas kopi.
Kuaduk searah jarum jam yang berakhir nihil.
Saat kita bertemu sore nanti, maukah kau mengantongi gelisahku?
Kantongku terlalu kecil untuk itu.
Jangan lupa jaga rindumu
kota ini terlalu terik untuk rindu yang tidak hikmad.
___
Palu, 17 Maret 2019
Gambar: Koleksi Pribadi
Wednesday, March 13, 2019
DUNIA ASBAK
Ku ingin mengenangmu dikala hujan.
Seperti romansa-romansa yang mengharu biru itu
Seperti romansa-romansa yang mengharu biru itu
Tapi kau hadir dikala terik.
Selalu begitu.
Ketika matahari jingga berubah kuning.
Selalu begitu.
Ketika matahari jingga berubah kuning.
Kuingin mengadukmu dalam pekatnya kopi hitamku,
agar dirimu lebur dalam kafein, menyusup dalam tiap detakku yang berdenyut.
agar dirimu lebur dalam kafein, menyusup dalam tiap detakku yang berdenyut.
Namun malam ini aku malah memilih Cappucino panas.
Bukan karna potongan kisah penjajahan Pasha Turki di Wina, tapi karna bosan saja dengan yang rutin.
Bukan karna potongan kisah penjajahan Pasha Turki di Wina, tapi karna bosan saja dengan yang rutin.
Baiklah
Aku punya rokok di tangan yang konon cita rasanya klasik dan maskulin.
Aku punya rokok di tangan yang konon cita rasanya klasik dan maskulin.
Bagaimana kalau ku ikat saja dirimu di batang rokok ini agar kau bisa berakhir di asbak.
Sepertinya itu lebih masuk akal.
Sepertinya itu lebih masuk akal.
Agar tak ada lagi keinginan yang mengharu biru.
Yang berdenyut itu.
Yang menjingga itu.
Yang berdenyut itu.
Yang menjingga itu.
Karna hidup sebenarnya normal-normal saja tanpa itu semua.
Berbahagialah dalam asbak.
Karena mungkin itu sudah tersurat dalam Lauhul Mahfudz.
Berbahagialah dalam asbak.
Karena mungkin itu sudah tersurat dalam Lauhul Mahfudz.
___
Palu, 13 Maret 2019
Percayalah, meraba kembali kata-kata itu sulit dan menjengkelkan.
Gambar: koleksi pribadi
Subscribe to:
Posts (Atom)