Kali ini saya akan membahas harapan hingga tahun 2030. Kenapa
tahun ini saya pilih, karena beberapa hari terakhir angka ini jadi trend
perbincangan. Mirip-mirip tahun 2012 lalu, dimana masyarakat sempat heboh
dengan prediksi kiamat. Ternyata kehebohan itu sengaja di-setting untuk
menyambut peluncuran film 2012 yang menceritakan kiamat, dan memang film ini
sukses memanen penonton yang sudah terlanjur penasaran.
Tahun 2030 nanti ada prediksi bahwa negeri ini sudah bubar. Tidak
ada lagi.
Prediksi ini ada dalam novel fiksi berjudul Ghost Fleet karangan orang Amerika.
Prediksi ini ada dalam novel fiksi berjudul Ghost Fleet karangan orang Amerika.
Untuk merespon penulis novel itu saya membuat tulisan ini, agar kita bisa terus bermimpi dan berkeinginan, dan juga
agar teman saya seorang tenaga ahli pendamping desa tidak ragu untuk terus mengembangkan
usaha cafenya.
Kenapa kita patut optimis?
Pertama, dalam beberapa tahun terakhir negeri ini terlihat beranjak
bangkit dari tempat duduknya. Infrastruktur menjadi penandanya.
Bayangkan saja jalan tol baru hingga 2017 sudah rampung
sepanjang 568 kilometer. Padahal di usia ke 69 tahun, negeri ini baru bisa
membangun 780 kilometer jalan tol hingga tahun 2014 lalu. Selain embangunan
tol, negeri ini juga merintis jalan baru di daerah perbatasan yang selama ini
dikenal menyedihkan.
Beberapa pembangunanya adalah jalan perbatasan Kalimantan yang
mencapai 1.587 kilometer dan jalan perbatasan Papua yang sudah tembus 8.058
kilometer.
Selanjutnya bandara, dalam proyek strategis nasional ada 8
bandara yang akan dibangun, tapi selain target tersebut, banyak pula bandara
rintisan di daerah terpencil yang dilakukan. Papua contohnya, pergerakan
pesawat di Bandara Sentani naik dari 19 menjadi 32 pergerakan per jam. Artinya akses
udara ke Papua semakin terbuka.
Untuk listrik, sudah beroperasi 1.362 MW, memang masih jauh
dari target 35 ribu MW, tapi setidaknya pembangunanya sudah jalan.
Dalam proyek strategis nasional terdapat beberapa target
pembangunan infrastruktur, diantaranya pelabuhan, kereta, perumahan, bendungan,
irigasi, hingga industri pesawat.
Tentu saya tidak lagi membahas pentingnya infrastruktur. Kita
semua pasti setujulah tanpa infrastruktur negara ini akan jalan ditempat. Tomat
saja akan busuk kalau tidak cepat sampai di pasar. Orang juga tidak mau bangun
rumah di tengah lokasi yang tidak ada akses jalan masuknya. Membangun sebuah
keluarga saja orang akan memikirkan rumah dulu. Kalau pun belum bisa bangun
sendiri, setidaknya berpikir mau numpang di mana untuk sementara, kan?
Memang hasilnya akan dirasakan dalam 5 sampai 10 tahun kedepan, belum bisa dirasakan sekarang, tapi harus tetap dikerjakan. Mau ditunda pembangunannya juga tidak mungkin, semakin lama
ditunda harga tanah semakin naik, harga bahan bangunan semakin mahal. Biaya pembangunan
tahun ini tidak akan sama dengan biaya pembangunan tahun depan, apalagi 5 tahun
kedepan.
Jadi, untuk teman saya yang sedang mencari tempat baru untuk menambah
usaha cafenya, silahkan saja, tidak usah khawatir dengan ramalan 2030. Insya (maaf
tidak pake –shaa) Allah negeri ini
masih ada, bahkan pelanggan cafe akan terus bertambah.
Yang kedua kenapa kita optimis negeri ini akan bertahan,
karena saat ini negara tetangga sudah tidak berani macam-macam. Dulu negara
tetangga suka cari gara-gara. Di laut saja sempat main senggol-senggolan kapal
perang. Saat ini sudah berbeda, kapal negara sebesar China saja sempat ditembak
oleh kapal perang kita di laut Natuna.
Kapal pencuri ikan juga sudah berpuluh jumlahnya ditenggelamkan. Negeri
ini juga sudah berani mengeluarkan peringatan kepada pemerintah Australia agar
tidak main-main dengan perbatasan. Pintu gerbang perbatasan darat juga
didandani sedemikian rupa agar negara tetangga tidak lagi menganggap remeh
kita.
Di Papua, PT. Freeport yang memiliki jumlah produksi emas terbesar
dunia, dipaksa untuk merelakan sebagian besar sahamnya untuk dimiliki negeri
ini. Padahal sejak Soeharto memasukkan perusahaan ini ke Papua, tidak satupun kebijakan
yang berani mengganggu mereka.
Jadi, bagi generasi baru negeri ini, tak perlu cemas,
lanjutkan saja pelajaran kalian, tetaplah ke sekolah, pelajari kenapa Einstein
sempat dianggap bodoh oleh gurunya, kenapa Newton kecil tertarik dengan kompas, kenapa ia tidak becus mengurus ternak dan lahan pertanian, atau kenapa Van
Gogh, pemilik lukisan termahal dunia itu justru hidup miskin hingga akhir hayatnya. Pelajarilah semua hal yang baik untuk pengembangan diri. Yakinlah akan banyak hal menarik yang menanti kalian di 2030 nanti.
Tanpa tulisan ini pun lembaga riset independen internasional
sudah memprediksi perkembangan Indonesia kedepan. Sebut saja PricewaterhouseCoopers (PwC) yang tahun
lalu mengeluarkan prediksi bahwa Indonesia akan masuk peringkat 4 dunia setelah
Amerika di peringkat ke 3. Indonesia mengalahkan Jepang yang berada di posisi
ke 8 bahkan mengalahkan Rusia di posisi 6.
Di tahun 2015, Economist
Intelligence Unit, sudah duluan memprediksi hal serupa, bahwa perekonomian Indonesia
akan menempati urutan ke 4. Sekali lagi, ini kata lembaga riset
internasional yang memakai data yang terukur, lembaga yang menjadi rujukan negara-negara besar di dunia, bukan novel fiksi.
Utang.
Saat ini, orang ramai membicarakan utang negeri ini
yang menembus 4 ribu triliun.
Ah, kita bahas setelah ini saja, tulisan ini
khusus untuk harapan.
Untuk generasi hari ini, sekali lagi jangan
terlalu cemaslah, silahkan bangun mimpi dan cita-cita kalian, negeri ini masih akan
berdiri sampai 2030, bahkan sampai kiamat yang entah kapan ada prediksinya lagi.
Saya tidak menyalahkan si "Novel Fiksi" itu yang telah menakut-nakuti kita. Namanya juga Novel
pasti fiksi dan tujuannya untuk menghibur. Tapi bagi yang haqqul yakin terhadap
prediksi Novel itu, silahkan juga, toh selama ini tidak ada yang larang mama-mama
yang mood-nya ditentukan cerita sinetron di tipi.
Terkhusus untuk yang ulang tahun tanggal 8 April kemarin,
dan yang baru lahir tanggal 26 Maret lalu, tulisan ini buat kalian. Tahun 2030
nanti adalah tahun emas bagi kalian, karena di tahun itu kalian masih berada
diusia produktif, sangat produktif.
Tak sabar ingin lihat kalian di masa itu, kalau Allah membolehkan.
___
Palu, 9 April 2018
Gambar dari sini