Meski isu
nasionalisme yang memudar sempat hangat di Indonesia, namun alam bawah sadar
orang Indonesia tetap mencintai negeri ini dengan segala atribut kebanggaannya. Lihat saja bagaimana orang Indonesia begitu tersinggung saat bendera negara ini
dicetak terbalik oleh Malaysia pada ajang olah raga Sea Games tahun 2017 ini.
Mereka yang
mendukung NKRI maupun simpatisan pendukung khilafah semuanya tersinggung. Presiden
didesak untuk mengambil tindakan tegas, bahkan di media sosial, sebagian
masyarakat meminta presiden Jokowi untuk mengumumkan perang terbuka dengan
Malaysia, seolah krisis Indonesia-Malaysia lebih genting dibanding Korea
Utara-AS.
Itulah uniknya Indonesia. Semua bisa serba mendadak. Mendadak Khilafah, mendadak religius, mendadak romantis, mendadak puitis, mendadak nasionalis, mendadak genting, mendadak ganteng, dan mendadak-mendadak lainnya.
Itulah uniknya Indonesia. Semua bisa serba mendadak. Mendadak Khilafah, mendadak religius, mendadak romantis, mendadak puitis, mendadak nasionalis, mendadak genting, mendadak ganteng, dan mendadak-mendadak lainnya.
Baca Juga: [bahaya] UTOPIA KHILAFAH DAN KOMUNIS
Bicara Sea
Games, Indonesia mesti berhati-hati dengan budaya ke-tersinggungan-nya. Malaysia terbukti
sukses menggunakan cara ini untuk memprovokasi Indonesia. Masih ingat video supporter
Malaysia yang meneriakkan "Indonesia Anj**g" pada piala AFF 2012 lalu? Video itu
diambil saat Malaysia berhadapan dengan Singapura, lima hari sebelum Malaysia berhasil membantai
Indonesia dengan skor 2-0.
Di ajang
Sea Games tahun ini, jurus yang sama juga dipakai oleh Malaysia saat berhadapan
dengan Singapura. Dari tribun penonton, supporter Malaysia meneriakkan yel-yel yang juga menyebut
"Singapura Anj**g". Pertandingan tersebut lagi-lagi dimenangkan
oleh Malaysia dengan skor 2-1 yang kemudian mengantarkan Malaysia behadapan dengan
Indonesia malam nanti.
Malaysia sepertinya
ahli dalam memainkan emosi lawan. Pelecehan dan dugaan kecurangan semakin
membuat lawan kehilangan kesabaran. Jika diperhatikan kejadian ini tidak hanya
menimpa Indonesia. Kenapa bendera Indonesia dan Thailand tertukar dalam buku panduan
Sea Games. Mungkin saja karena tim sepak bola Malaysia tahu, jika masuk dalam
babak semi final, maka salah satu dari kedua tim negara itulah yang akan mereka
hadapi. Olehnya emosinya dimainkan lebih dulu.
Jika supporter
dan pemain timnas tidak bisa mengendalikan emosi, bukan tidak mungkin saat
bertanding malam nanti akan banyak kartu kuning bahkan kartu merah yang akan keluar.
Ini yang harus diwaspadai, sudah cukup Indonesia kehilangan kapten sekaligus benteng pertahanan
Hansamu Yama dan ujung tombak serangan Marinus Wanewar dalam laga sebelumnya
karena akumulasi kartu.
Supporter yang
tidak tenang juga bisa terpancing untuk melakukan kerusuhan yang akan berdampak
pada ASIAN GAMES 2018 dimana Indonesia menjadi tuan rumah nanti.
Baca Juga: Anda Sadar Tidak Pak?
Jadi, cinta
negeri itu boleh-boleh saja, tapi cerdaslah dalam mengolah emosi. Provokasi oleh
Malaysia harusnya disikapi dengan prestasi, bukan dengan emosi yang hanya akan
menghancurkan diri sendiri.
Saya jadi
ingat buku yang saya pinjam dari Lerry Anak Reggae berjudul MUSASHI saat kuliah dulu. Legenda samurai paling fenomenal di Jepang yang dijuluki Kensai. Dialah pelopor yang
memperkenalkan teknik 2 pedang. Dia memenangkan lebih dari 60 duel. Beberapa diantaranya
karena ia sukses memainkan emosi lawannya seperti Seijuro Yoshioka dan Sasaki
Kojiro.
“In my martial
art it is essential… that you bend and warp your opponent. Taking the victory by
twisting and distorting your opponent’s mind”
Miyamoto Musashi dalam The Book of Five Rings.
Miyamoto Musashi dalam The Book of Five Rings.
Sampai
sekarang buku itu belum saya kembalikan, dan saya sudah tidak tahu
lagi keberadaannya.
Sorry Ler...
___
Palu, 26
Agustus 2017