Saturday, August 26, 2017

MUSASHI DIBALIK LAGA KLASIK INDONESIA - MALAYSIA




Meski isu nasionalisme yang memudar sempat hangat di Indonesia, namun alam bawah sadar orang Indonesia tetap mencintai negeri ini dengan segala atribut kebanggaannya. Lihat saja bagaimana orang Indonesia begitu tersinggung saat bendera negara ini dicetak terbalik oleh Malaysia pada ajang olah raga Sea Games tahun 2017 ini.

Mereka yang mendukung NKRI maupun simpatisan pendukung khilafah semuanya tersinggung. Presiden didesak untuk mengambil tindakan tegas, bahkan di media sosial, sebagian masyarakat meminta presiden Jokowi untuk mengumumkan perang terbuka dengan Malaysia, seolah krisis Indonesia-Malaysia lebih genting dibanding Korea Utara-AS.

Itulah uniknya Indonesia. Semua bisa serba mendadak. Mendadak Khilafah, mendadak religius, mendadak romantis, mendadak puitis, mendadak nasionalis, mendadak genting, mendadak ganteng, dan mendadak-mendadak lainnya.


Bicara Sea Games, Indonesia mesti berhati-hati dengan budaya ke-tersinggungan-nya. Malaysia terbukti sukses menggunakan cara ini untuk memprovokasi Indonesia. Masih ingat video supporter Malaysia yang meneriakkan "Indonesia Anj**g" pada piala AFF 2012 lalu? Video itu diambil saat Malaysia berhadapan dengan Singapura, lima hari sebelum Malaysia berhasil membantai Indonesia dengan skor 2-0.

Di ajang Sea Games tahun ini, jurus yang sama juga dipakai oleh Malaysia saat berhadapan dengan Singapura. Dari tribun penonton, supporter Malaysia meneriakkan yel-yel yang juga menyebut "Singapura Anj**g". Pertandingan tersebut lagi-lagi dimenangkan oleh Malaysia dengan skor 2-1 yang kemudian mengantarkan Malaysia behadapan dengan Indonesia malam nanti.

Malaysia sepertinya ahli dalam memainkan emosi lawan. Pelecehan dan dugaan kecurangan semakin membuat lawan kehilangan kesabaran. Jika diperhatikan kejadian ini tidak hanya menimpa Indonesia. Kenapa bendera Indonesia dan Thailand tertukar dalam buku panduan Sea Games. Mungkin saja karena tim sepak bola Malaysia tahu, jika masuk dalam babak semi final, maka salah satu dari kedua tim negara itulah yang akan mereka hadapi. Olehnya emosinya dimainkan lebih dulu.


Jika supporter dan pemain timnas tidak bisa mengendalikan emosi, bukan tidak mungkin saat bertanding malam nanti akan banyak kartu kuning bahkan kartu merah yang akan keluar. Ini yang harus diwaspadai, sudah cukup Indonesia kehilangan kapten sekaligus benteng pertahanan Hansamu Yama dan ujung tombak serangan Marinus Wanewar dalam laga sebelumnya karena akumulasi kartu.

Supporter yang tidak tenang juga bisa terpancing untuk melakukan kerusuhan yang akan berdampak pada ASIAN GAMES 2018 dimana Indonesia menjadi tuan rumah nanti.


Jadi, cinta negeri itu boleh-boleh saja, tapi cerdaslah dalam mengolah emosi. Provokasi oleh Malaysia harusnya disikapi dengan prestasi, bukan dengan emosi yang hanya akan menghancurkan diri sendiri.

Saya jadi ingat buku yang saya pinjam dari Lerry Anak Reggae berjudul MUSASHI saat kuliah dulu. Legenda samurai paling fenomenal di Jepang yang dijuluki Kensai. Dialah pelopor yang memperkenalkan teknik 2 pedang. Dia memenangkan lebih dari 60 duel. Beberapa diantaranya karena ia sukses memainkan emosi lawannya seperti Seijuro Yoshioka dan Sasaki Kojiro.


“In my martial art it is essential… that you bend and warp your opponent. Taking the victory by twisting and distorting your opponent’s mind”
Miyamoto Musashi dalam The Book of Five Rings.

Sampai sekarang buku itu belum saya kembalikan, dan saya sudah tidak tahu lagi keberadaannya. 
Sorry Ler...
___
Palu, 26 Agustus 2017
Gambar dari sini dan sini
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment