Saturday, July 15, 2017

CATUR POLITIK: SERU-SERU NGERI




Semakin hari politik nasional semakin seru.

Seru-seru ngeri.

Ibarat main catur, jika anda terancam, solusinya hanya dua, lindungi bidak catur anda, atau serang balik dengan langkah yang lebih mematikan. Dalam permainan catur setiap serangan ada counter attack-nya, kecuali Skak Mat


Bayangan saya, Jokowi sangat piawai memainkan bidak caturnya untuk menangkis (counter) serangan (attack). Saat SBY nyinyir di media sosial mengkritik kebijakan Jokowi di awal pemerintahan, Jokowi memainkan langkah “Kuda” dengan mengunjungi proyek Hambalang yang mangkrak.

Katanya: proyek Hambalang yang menelan uang negara 2,5 triliun itu harus dievaluasi, bila perlu dilanjutkan. Jokowi memang tidak pernah menyinggung SBY dan partainya, tapi semua orang tahu, proyek tersebut mangkrak karena korupsi yang melibatkan banyak kader partai SBY.

Alhasil, SBY langsung tersinggung. Inilah langkah “Kuda” yang mematikan.

Kemudian, saat SBY kembali cerewet mengkritik, Jokowi mengabulkan grasi Antasari Azhar. Tak lama bebas, Antasari langsung mengungkit keterlibatan SBY dalam kriminalisasi dirinya sebagai ketua KPK tahun 2009. SBY pun tak bisa berkata apa-apa. Skak Mat
Pada kesempatan lain, saat lawan politik “berulah” menjelang pilkada DKI sampai membuat gonjang ganjing dan meningkatkan sentimen intoleransi, bidak catur lain bergerak menetralisir keadaan. Polisi membongkar Kasus Makar dan Chat Mesum, kemudian disusul kasus korupsi Alat Kesehatan yang menjerat beberapa tokoh penting.

Serangan bertubi-tubi membuat barisan pertahanan lawan kacau balau. Sebagaian bungkam karena mendekam dalam tahanan, sebagian lagi melarikan diri ke luar negeri tak berani menghadapi kasusnya. Ia - yang tak bisa disebutkan namanya itu - dari luar negeri mengarahkan pasukannya untuk bertemu Jokowi dan minta berdamai.

Selalu saja ada langkah untuk mematahkan serangan.

Saat barisan lawan yang tersisa masih saja berulah, secara kebetulan KPK menggenjot kasus korupsi E-KTP yang merugikan uang negara 2,3 triliun. Tidak main-main, sebanyak 38 orang termasuk anggota dewan yang terhormat diduga menerima uang rakyat secara tidak sah. Lawan politik pun shock dan panik. Untuk menambah kepanikan lawan yang hampir sempoyongan, diterbitkan lagi Perppu tentang Ormas yang mengancam beberapa ormas intoleran. Sempurnalah serangan itu. Skak-Ster
Dalam kepanikannya, lawan politik mengambil langkah serangan balik yang tak terduga. Serangan balik itu bernama Hak Angket. Uniknya, untuk menangkis serangan balik ini, pemerintah tidak membutuhkan tenaga ekstra, masyarakat sendiri bergerak menentang, karena serangan ini dinilai melemahkan KPK.

Kini, barisan lawan seperti kehabisan akal. Semua serangan tumpul, berganti serangan balik yang sangat merepotkan. Pemerintah pun bisa duduk santai sambil minum kopi dan bagi-bagi sepeda. Amunisi cadangan sudah disiapkan, kalau-kalau ada bidak catur yang berkhianat dan menusuk dari belakang.

Amunisi cadangan itu bernama Reshuffle Kabinet.

Tapi yakinlah, ini belum Skak Mat
___
Jepa Café, 15 Juli 2017


Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment