Sebelumnya saya ingin pertegas dulu bahwa dalam krisis saat ini, Ukraina hal sepele buat Rusia. Jika head to head dan tidak ada pemukiman sipil, Rusia bisa menguasai Ukraina hanya dalam satu hari.
Soal utama dalam krisis ini adalah Dominasi Barat. Selain juga pembantaian etnis Rusia di Donbass. Dalam istilah seismik, Ukraina hanyalah episentrum, tapi hiposentrum-nya Blok Barat.
Kata kuncinya adalah keseimbangan. Rusia ingin kekuasan dunia itu seimbang, sebagaimana Yin dan Yang dalam filosofi China
Kehidupan akan kacau dan kolaps jika keseimbangan terganggu. Sebagai contoh ekosistem alam butuh keseimbangan agar terawat. Populasi Rusa akan membludak dan tidak terkontrol tanpa kehadiran harimau dan predator lain. Karna membludaknya populasi Rusa, maka stok rumput tidak akan cukup dan dampaknya bisa kemana-mana.
Sawah tanpa kehadiran ular, elang, atau burung hantu akan sangat rentan terhadap serangan tikus. Semua harus imbang. Yin dan Yang.
Dalam politik, jika seorang pemimpin memegang kekuasaan absolut tanpa ada sistem kontrol seperti DPR (di negara demokrasi), maka sangat beresiko melakukan kezaliman. Membuat keputusan menurut selera dia. Harus ada kontrol dan penyeimbang: Yin dan Yang.
Itulah yang dimaksud oleh Rusia, bahwa pasca Perang Dunia 2 yang dimenangkan oleh tentara sekutu, muncullah dua matahari: Amerika bersama teman-temannya di Blok Barat dan Uni Soviet bersama rekan-rekannya di Blok Timur. Lalu terjadilah perang pengaruh kedua blok yang dikenal dengan Perang Dingin.
Saat Perang Dingin usai dan Uni Soviet runtuh tahun 1991, maka dibuatlah perjanjian bahwa NATO (persatuan militer Blok Barat) tidak boleh masuk ke Blok Timur yang waktu itu sudah membentuk Collective Security Treaty Organization (CSTO) untuk mengimbangi NATO karna Pakta Warsawa bubar.
Perang Dunia 2 |
Dalam pidatonya tanggal 24 Februari saat mengumumkan agresi militer ke Ukraina, Putin secara gamblang mengungkapkan fakta-fakta tentang keseimbangan ini.
“Faktanya selama 30 tahun terakhir kami telah bersabar dan berusaha mencapai kesepakatan dengan negara-negara NATO mengenai prinsip-prinsip keamanan yang setara.
Tapi kita selalu mendapatkan penipuan dan kebohongan yang sinis dari mereka, sementara NATO terus bergerak mendekat membawa mesin militernya ke perbatasan kita...” kata Putin.
NATO tidak saja memasuki wilayah Blok Timur (Pecahan Uni Soviet), tapi sudah bermain di halaman pimpinan geng Blok Timur yakni Rusia.
Apakah ini wajar..?
Menurut teori keseimbangan, ini salah. Tidak bisa dipungkiri NATO saat ini sudah sangat-sangat kuat. Jika ini tidak dikontrol maka Bom Waktu akan memulai hitungannya untuk sebuah Malapetaka.
Bukti kongkrit dari tanda-tanda kekuasaan yang mulai absolut ini adalah kekacauan di Libya yang disponsori NATO, di Suriah oleh gabungan negara Barat, dan di Irak yang meluluh lantakkan negeri itu hanya karna dugaan “senjata kimia”, yang dikemudian hari ternyata tidak terbukti alias Prank.
Dari rangkaian kengerian itu negara Barat tidak mendapatkan sanksi apa-apa. Semua baik-baik saja.
Dalam pidatonya Putin tidak membenci negara Barat maupun NATO, Putin hanya ingin dunia ini punya kekuatan berimbang, biar bisa saling mengontrol jika salah satu pihak sudah melewati batas.
Peta Geopolitik Timur Tengah 2020 |
Olehnya Putin ingin NATO menjauh dari halaman rumahnya. NATO harus menjaga keseimbangan. Dalam politik, pemerintah berkuasa butuh oposisi agar seimbang, karna jika tidak semua akan hancur, NATO pun secara tidak sadar karna sudah angkuh dan pongah akan membangun kehancuran bagi diri mereka sendiri dan seluruh dunia.
Kita butuh Yin dan Yang.
Dulu, Soekarno sangat jeli melihat situasi ini. Meskipun akrab dengan Moskow (Uni Soviet), Soekarno menginisiasi gerakan Non-Blok yang menghasilkan Konferensi Asia Afrika, aliansi negara-negara yang tidak mau terlibat dalam persaingan Perang Dingin.
Harapannya aliansi ini bisa membetuk kekuatan ekonomi sendiri tanpa tergantung dengan kedua blok tadi. Sayang sekali hal itu tidak berlanjut karna dia sudah dilengserkan. Dan mulai saat itu Indonesia diasuh dan disusui Amerika selama puluhan tahun.
Konferensi Asia Afrika kemudian digagas lagi oleh Jokowi di awal pemerintahannya, namun situasi sudah berubah, Blok Barat sudah terlanjur menancapkan kukunya di Timur Tengah dan Afrika yang dulunya jadi anggota Non-Blok.
Baca Juga: APA SEBENARNYA YANG TERJADI DI UKRAINA
Bagiamana babak baru Rusia vs Ukraina (NATO). Tergantung niat baik Blok Barat. Karna saat ini Rusia sedang terjepit, tidak punya banyak pilihan kecuali mengusir NATO dari halaman rumahnya.
___
Pasar Kopi, 2 Maret 2022.
Mkaasih untuk sharing artikelnya
ReplyDeleteJual Sidewall Conveyor Belt