Tensi konflik yang memanas di Afganistan beberapa hari ini menjadi momentum untuk mengulik negeri para Mujahid yang sering masuk dalam film Hollywood Amerika ini. Afganistan pada pembahasan Timur Tengah sering saya pisahkan sebab secara geografis dan pengaruh, beberapa dekade terakhir negara ini agak berjarak dengan Timur Tengah.
Afganistan berbeda dengan Mesir yang meski berada di Afrika sangat berpengaruh ke geopolitik Timur Tengah karna berbatasan langsung dengan Palestina. Meski begitu Afganistan juga berpengaruh terhadap geopolitik antara India, Pakistan, dan Iran. Sejak Iran menjadi salah satu aktor penentu konstalasi di Timur Tengah, maka Afganistan secara tidak langsung juga berpengaruh di kawasan ini.
MELAWAN INGGRIS
Sejak awal Afganistan sudah menjadi wilayah incaran Imperium Britania (Inggris). Hal ini bisa terlihat dari Perang Inggris - Afganistan hingga 3 jilid.
Jilid pertama 1839 - 1842
Jilid kedua 1878 - 1880
Jilid ketiga 6 Mei – 8 Agustus 1919.
Dalam perang jilid ketiga ini Afganistan menang atas bantuan dari Uni Soviet, lalu mereka memproklamirkan kemerdekaannya pada 19 Agustus 1919. Sejak itu Uni Soviet yang ingin memperluas pengaruh, terus memberi bantuan finansial dan militer ke Afganistan hingga mereka menggantungkan masalah keamanan kepada Uni Soviet.
SOVIET: SAHABAT JADI MUSUH
Tahun 1978 Partai yang didukung oleh Soviet berhasil mengambil alih pemerintahan dan melakukan reformasi-reformasi khas Soviet. Hal ini dianggap bertentangan dengan nilai Islam konservatif yang masih kental di masyrakat. Mulailah muncul bibit pemberontak muslim. Kampanye hak perempuan untuk mendapat akses pendidikan yang dianggap bertentangan dengan Islam malah memperparah situasi.
Di sisi lain AS diam-diam hadir dibelakang para mujahidin untuk melawan Soviet dengan bantuan dana, senjata, dan strategi perang. Hasilnya serangan di beberapa Propinsi melawan pemerintah dukungan Soviet berhasil membunuh banyak tokoh Soviet. Inilah awal mula perang Uni Soviet - Afganistan.
Informasi dari dokumen intelejen rahasia AS menceritakan bahwa situasi pemberontakan di Afganistan memang dibuat sedemikian rupa agar Soviet mau mengirim pasukannya dan memulai perang di Afganistan. Amerika sedang membuat perangkap.
PERANGKAP KEHANCURAN
Tahun 1975 hanya 4 tahun sebelum perang Afganistan ini, AS menerima kekalahan paling menyakitkan dalam sejarah negara itu, yakni melawan negara komunis Vietnam. AS ingin membuat jebakan serupa untuk Uni Soviet - pesaing utamanya - dan berhasil.
Baru tahun 1980, AS bersama Inggris dan sekutu lainya secara resmi membantu mujahidin Afganistan baik langsung maupun lewat Pakistan (negara tetangga) yang juga ingin mendominasi Afganistan. Pakistan menyediakan camp-camp pelatihan dan gudang senjata bagi mujahidin.
Di Timur Tengah, AS lewat CIA berhasil menggalang pejuang muslim gabungan yang disebut “Arab Afganistan” untuk berangkat berjihad ke Afganistan membantu para mujahidin. Presiden AS Ronald Reagan memuji mereka dengan sebutan “Para Pejuang Kebebasan”. Dalam gelombang inilah Osama bin Laden ikut berjihad.
Soviet yang sedang terdesak menjadi semakin tersudut akibat kecaman dunia internasional. Diplomasi AS di PBB berhasil mengucilkan Uni Soviet dimata internasional.
Soviet menghabiskan banyak sumber daya untuk perang Afganistan yang tidak banyak memberikan keuntungan. Tahun 1987 Soviet mengumumkan mulai menarik diri dari Afganistan dan berakhir pada Februari 1989.
Uni Soviet akhirnya mengangkat kaki dari Afganistan setelah 10 tahun perang. AS berhasil mempermalukan Soviet sekaligus memberi pil pahit yang sama seperti yang mereka telan saat melawan Vietnam.
PASCA SOVIET
Uni Soviet menderita pukulan ekonomi akibat kerugian besar dalam perang di Afganistan dan ini jadi salah satu alasan keruntuhan Uni Soviet. Kekuatan besar dunia ini secara resmi bubar pada desember 1991, hanya dua tahun setelah mundur dari Afganistan.
Sepeninggal Soviet mujahid masih menduduki Afganistan. Mujahid asal Arab membentuk Al Qaeda tahun 1988 dan mujahid Afganistan membentuk Taliban pada tahun 1994.
Rambo kaget ternyata yang ia bela dalam Rambo III adalah Taliban |
Kelak Rusia (pewaris kekuatan Uni Soviet setelah runtuh) akan membalas kekalahan ini. Taliban yang dulunya sahabat AS kini berbalik jadi musuh. Dengan strategi proxy war, Rusia bersama Iran dan sekutu lainnya dicurigai berhasil menciptakan situasi yang akhirnya memaksa AS menarik pasukannya pada Agustus ini.
Baca Juga: AGUSTUS 2021 TALIBAN MENANG, LALU SELANJUTNYA?
AS menelan kerugian korban militer yang banyak dan dana yang besar setelah 20 tahun menduduki Afganistan, mereka mengulangi kesalahan Soviet dan juga kesalahan di Vietnam tahun 1975.
___
Kalukubula, 21 Agustus 2021
Gambar dari sini