Saturday, September 3, 2016

Idiot!


Rudi masuki ke mobil audi dan duduk di jok empuk berbalut kulit Autoleder, mewah dan elegan. Sangat cocok dengan setelan jas yang ia kenakan. Memang selalu begitu.


“Hotel pak” pintanya kepada pak Sudin, sopir pribadi yang sudah 5 tahun bersamanya. Mobil bergerak perlahan, Rudi melambaikan tangan ke kerumunan orang yang mengantarnya. Melempar senyum sehangat mungkin seolah mereka adalah karib paling dekat dan paling akrab. Menjadi seorang motivator tenar memang dituntut harus tampil sempurna dan elegan.

“Ramai sekali acaranya pak” Sudin berkomentar

“Biasa, lagi musimnya”

“ Besok undangan dari kampus itu jadi pak?”

“Ya jadi dong, ini mereka konfirmasi lagi,” Ridu mengutak atik smartphonenya

Mobil bergerak  stabil merayapi aspal ibu kota yang menguning terpapar lampu jalan.

“Tadi ibu nelpon, katanya Indra bermasalah lagi di sekolah”

Rudi tak menjawab, terlihat fokus memelototi layar handphone. Sudin menyetel musik dengan suara rendah. Ermy Kulit dengan komposisi Bossasnya, kesukaan Rudi setiap kali perjalanan pulang.

“Mus Mujiono saja pak” pinta Rudi. Sepertinya Ermy Kulit tidak pas untuk perjalanan kali ini.

Rudi menyandarkan kepalanya di jok mobil, menarik nafas panjang, ia kemudian mengalihkan pandangan keluar jendela mobil. Suasana jalan kota selalu indah terlihat dari dalam mobil, para pejalan kaki yang hilir mudik, pedagang makanan di trotoar, sorotan lampu jalan, semuanya menguning menghadirkan suasana senja. Sekali lagi terlihat dari dalam mobil.

Mobil perlahan memasuki halaman hotel. Rudi keluar dan segera menuju kamar.

Rudi selalu memilih untuk bermalam ketimbang pulang ke Bogor setiap kali mendapat undangan sebagai motivator di Jakarta. Jakarta-Bogor merupakan perjalanan melelahkan baginya.

Setelah mencuci muka, Rudi menjatuhkan badannya ke atas kasur empuk. Menatap langit-langit. Wajah-wajah puas dari audience membayang. Ia ikut tersneyum.

Pertanyaan-pertanyaan kembali mengiang.

Nasihat-nasihat keluar dari mulutnya

Tepuk tangan yang riuh dan puji-pujian itu… dan Indra…

Tiba-tiba ia bangkit bergegas ke kamar mandi. Muntah.

Keluar dari kamar mandi ia raih gelas, menuangkan air mineral, dan meneguknya bersama dua butir Zolpidem.

“Idiot!”

Naik ke kasur lalu mematikan semua lampu. Rudi tidak suka cahaya.
___
Palu, 1 September 2016
Gambar dari sini
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment