Empati dan rasa kemanusiaan, dua pesan kuat yang saya tangkap saat menonton film Die Farbe des Ozeans pada hari ke 2 festival film Jerman di gedung Madamba Pura RRI, Palu. Empati dan rasa kemanusiaan yang diharapkan dari polisi perbatasan, dari nelayan, dari pelancong, dan dari warga kepulauan Kanaria sendiri.
Tulisan iseng dari pria biasa yang suka ngopi, gemar berkhayal, sok pengamat dan sok sastrawan.
Tuesday, July 9, 2013
Die Farbe des Ozeans: Empati yang tak terjelaskan
Empati dan rasa kemanusiaan, dua pesan kuat yang saya tangkap saat menonton film Die Farbe des Ozeans pada hari ke 2 festival film Jerman di gedung Madamba Pura RRI, Palu. Empati dan rasa kemanusiaan yang diharapkan dari polisi perbatasan, dari nelayan, dari pelancong, dan dari warga kepulauan Kanaria sendiri.
Die Brücke am Ibar: Tak ada tempat untuk cinta
Die Brücke am Ibar adalah menu film pertama yang saya tonton pada festival film Jerman yang diselenggarakan oleh Goethe Institute di Palu, akhir bulan lalu. Adalah Michaela Kezele, sutradara berdarah Serbia-Kroasia yang mencoba mengangkat kisah tentang persahabatan, cinta, dan kemanusiaan yang berlatar perang antara Serbia dan Albania pada tahun 1999.
Saounds of Heimat: Lebih dari sekedar informasi unik
Mengapa orang Jerman sudah semakin jarang bernyanyi? Ke mana saja semua lagu rakyat Jerman? Pemain musik Hayden Chisholm, orang Selandia Baru keturunan Skotlandia, berkeliling Jerman untuk mencari jenis musik yang rupanya hilang dari perbendaharaan orang Jerman: Musik rakyat sejati. Film perjalanan ini membawa Hayden dari Köln ke Bavaria, ke kawasan Vogtland dan Erzgebirge, ke tempat peringatan Buchenwald dan ke Flensburg.
Subscribe to:
Posts (Atom)