Sunday, April 2, 2023

PIALA DUNIA YANG BATAL


Sudah berapa hari saya menahan diri menulis dan mengomentari penolakan atas Israel dalam Piala Dunia U20 di Indonesia. Penolakan itu dilakukan oleh dua tokoh Kepala Daerah, yakni gubernur Bali, I Wayan Koster, dan gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Tapi semakin kesini, kedua tokoh ini semakin jadi bulan-bulanan netizen. Posisi saya sendiri sejak dulu jelas soal Israel, bahwa seseorang yang terang-terangan dan tidak menyesal melanggar nilai kemanusiaan tidak pantas untuk ditemani atau diajak main.

Karna penolakan ini, FIFA sebagai otoritas sepakbola dunia akhirnya membatalkan drawing piala dunia U20 yang harusnya dilaksanakan akhir maret di Bali. Indonesia masih berharap saat Erick Thohir diutus menemui langsung Gianni presiden FIFA, namun keputusan akhir pada Rabu 29 Maret, Indonesia dibatalkan sebagai tuan rumah ajang Piala Dunia U20 pada Mei-Juni 2023. Secepat kilat itulah, Indonesia dicoret sebagi tuan rumah, hanya karna ada gerakan penolakan terhadap satu dari dari 24 negara peserta. Tidak ada alternatif, tidak ada solusi lain, pokonya coret.

Saturday, December 17, 2022

WORLD CUP AND RACIST

 


Umumnya komunitas kulit Putih di Negara Barat mengidap rasis tanpa mereka sadari. Seberapa maju dan modernnya mereka, penyakit primitif itu tetap ada, sudah mendarahdaging. Bawaan orok kalo orang kita bilang.

Waktu Ukraina diserang Russia, media barat diprotes karna mengeluarkan pernyataan mengutuk serangan Russia dengan alasan: “karna Ukraina ada di Eropa bukan Asia dan Afrika,” seolah kekacauan di tempat lain selain Eropa itu wajar dan biasa saja.

Bulan Oktober lalu pejabat Uni Eropa, Josep Borrell dalam sidang Uni Eropa menyatakan

“Eropa adalah taman, sementara dunia lain adalah HUTAN belantara. Orang Hutan bisa menyerang taman… taman tidak harus membangun dinding  pembatas, tapi untuk menertibkan orang hutan, maka penjaga taman harus masuk ke hutan.“

Friday, April 1, 2022

BA BLUES 13: BERHASIL INTIM


Ibadah shalat Isya belum lama usai, aktifitas CafĂ© Aweng Auk  di kawasan Religi kota Palu ini terlihat konstan. Dua, tiga orang pelayan mondar mandir melayani pelanggan yang duduk santai bersama kolega atau mungkin keluarga.

Di sisi timur berbatasan dengan pagar, seperangkat alat musik sudah tersusun di tempat live musik, membelakangi jalan raya Sis Aljufrie. Beberapa saat lagi gelaran Ba Blues yang ke 13 akan dimulai. Dekat pintu masuk terletak sebuah meja yang dikelilingi Tuan Rumah Ba Blues, para penggagas pagelaran malam itu.

Friday, March 25, 2022

BA BLUES



Rabu malam awal tahun 2017 di cafe Raego diskusi berjalan renyah, layaknya jamming, ide muncul spontan dan saling bersahutan, Ba Blues. 

Itulah awal.


Event musik Blues yang tak melulu Blues disepakati sebagai ajang silaturrahmi musisi kota teluk ini. 


Spontan seperti juga improvisasi dalam Blues, saling bersahutan, call and respond seperti juga pola musik ini di awal kemunculannya.


Wednesday, March 2, 2022

SIAPA BILANG PUTIN BENCI BARAT



Sebelumnya saya ingin pertegas dulu bahwa dalam krisis saat ini, Ukraina hal sepele buat Rusia. Jika head to head dan tidak ada pemukiman sipil, Rusia bisa menguasai Ukraina hanya dalam satu hari.


Friday, February 25, 2022

SEBENARNYA APA YANG TERJADI DI UKRAINA




Sebagai pengamat amatiran sebenarnya saya agak risih membahas Geopilitik, tapi apa boleh bikin kalau sudah kadung cinta.


Seperti penggemar Liga Inggirs yang untuk kelas club bola daerah saja tidak tergabung sebagai pengurus maupun pemain tapi fasih membahas pertandingan, trik-intrik dalam club dan prediksi-presiksinya. Begitulah kalau sudah terlanjur cinta.


Bicara konflik Ukraina - Rusia kita terpaksa akan banyak bicara sejarah masa lalunya (topik yang saya suka) dan kepentingan saat ini khususnya NATO.


Thursday, January 20, 2022

TEPI



Di pagi yang terlalu dini ini aku menepi
Tepi yang ternyata tak benar-benar sepi

Di antara ribuan pijar lampu di bawah sana kau menari
Tari yang juga tak benar-benar menarik

Tepi akan selalu menarik karna dalam sepi yang riuh seperti ini
kita selalu bertemu
___
Bunti Ede, Padende
20 Januari 2022

Sunday, August 22, 2021

AGUSTUS 2021 TALIBAN MENANG, LALU SELANJUTNYA?

ISI-Pakistan dan Taliban-Afganistan


Dalam diskusi ngalor ngidul salah seorang teman bertanya, “bagaimana selanjutnya?”. Untuk pertanyaan seserius itu tentu kita tidak punya kapasitas untuk menjawab serius. Tapi karna diskusinya cuma sekedar hobi saja, tidak mengapalah kita mengurai sekenanya saja.

Meski untuk jawaban sekenanya, tetap saja pertanyaan ini sulit untuk dijawab. Para pejuang Taliban adalah hasil pengkaderan Amerika bersama Inggris dibantu oleh Pakistan (ISI) untuk melawan Uni Soviet tahun 1979-1989, kolaborasi harmonis mereka berhasil membuat Uni Soviet kalah dan malu. Amerika berkeinginan agar saingan utamanya ini kalah dan lemah karna 4 tahun sebelumnya mereka kalah dan malu juga di Vietnam. Inggirs punya kepentingan balas dendam karna tahun 1919 Inggris kalah dari Afganistan karna bantuan Uni Soviet. Begitulah ribetnya kepentingan demi kepentingan dalam geopolitik internasional.

Informasi intelejen Amerika bahkan mencatat bahwa Amerika sengaja memancing Uni Soviet untuk berperang di Afganistan. Uni Soviet meninggalkan Afganistan tahun 1989, lalu dua tahun sesudahnya yakni 1991 kekuatan terbesar dunia ini runtuh, jadilah Amerika satu-satunya negara Super Power yang besar dari segi wilayah, kuat di sisi militer, dan berpengaruh dalam diplomasi internasional.

Jadi, Taliban itu produk Amerika bersama sekutunya.

Saturday, August 21, 2021

AFGANISTAN DAN PERANGNYA

Tensi konflik yang memanas di Afganistan beberapa hari ini menjadi momentum untuk mengulik negeri para Mujahid yang sering masuk dalam film Hollywood Amerika ini. Afganistan pada pembahasan Timur Tengah sering saya pisahkan sebab secara geografis dan pengaruh, beberapa dekade terakhir negara ini agak berjarak dengan Timur Tengah. 

Afganistan berbeda dengan Mesir yang meski berada di Afrika sangat berpengaruh ke geopolitik Timur Tengah karna berbatasan langsung dengan Palestina. Meski begitu Afganistan juga berpengaruh terhadap geopolitik antara India, Pakistan, dan Iran. Sejak Iran menjadi salah satu aktor penentu konstalasi di Timur Tengah, maka Afganistan secara tidak langsung juga berpengaruh di kawasan ini.

MELAWAN INGGRIS

Sejak awal Afganistan sudah menjadi wilayah incaran Imperium Britania (Inggris). Hal ini bisa terlihat dari Perang Inggris - Afganistan hingga 3 jilid. 

Wednesday, August 4, 2021

HABIB SAGGAF DAN KAUM ORI


Akhirnya sepak terjang kaum ORI menjadi polemik juga di kota Palu setelah komen salah satu dari mereka yang mensyukuri kematian Habib Sayid Saggaf bin Muhammad bin Idrus bin Salim Aljufri di Facebook.

Friday, January 15, 2021

LOGIKA PEMBUNUH DAN PENGINGKARAN



Greta Thunberg muncul dari sudut antah berantah, menjadi viral dan menginspirasi jutaan orang dari ratusan negara. Setelah sekian lama para ilmuan, peneliti, dan pakar klimatologi berteriak tentang Perubahan Iklim yang berjalan terlalu cepat tanpa respon yang baik, tiba-tiba di pertengahan tahun 2018 seorang anak umur 15 tahun bergerak. Ia memulai gerakannya dengan bolos sekolah setiap hari Jumat dan duduk di luar gedung Parlemen Swedia membawa poster bertuliskan Skolstrejk för klimatet. 

Aksi inilah yang melahirkan gerakan Friday for Future lalu memicu gelombang besar kesadaran kaum muda secara global.

Mewakili aspirasi generasinya, Greta menghentak forum PBB yakni UN Action Climate Summit di New York, September 2019 lewat ungkapan terkenalnya How Dare You. Ungkapan ini ia keluarkan dua bulan menjelang COP 25 di Madrid, Spanyol. 

Di luar gedung pertemuan, diperkirakan ada 4 juta orang di 150 negara turun ke jalan mendukung perjuangan Greta selama beberapa hari.

Wednesday, January 13, 2021

IRONI EPIK PERADABAN



Saya mendapat pengetahuan tentang Perubahan Iklim (Climate Change) saat menyusun Fokus, rubrik utama di majalah SILO milik Yayasan Merah Putih, Sulawesi Tengah edisi September 2010, sekitar 10 tahun lalu. Fokus utama saat itu adalah pelaksanaan program REDD, sebuah inisiatif global yang bertujuan mengurangi emisi berbahaya di atmosfir bumi dan mengurangi penyusutan area hutan terutama di negara-negara tropis seperti Indonesia dan Brazil. Saya bersyukur bisa bertemu dan mewawancarai langsung Marcus Colchester, Direktur Forest Peoples Programe yang berbasis di Inggris saat berkunjung ke Sulawesi Tengah.

Reducing Emision from Deforestration and Forest Degradation (REDD) adalah kesepakatan global yang muncul pada COP 13 di Bali tahun 2007. COP sendiri merupakan singkatan dari Conference of the Parties yakni pertemuan tahunan kerangka kerja PBB untuk perubahan iklim. Tahun 2010 saat saya menulis untuk majalah SILO, program REDD baru akan melakukan persiapan pelaksanaan pilot project yang salah satu wilayahnya adalah Sulawesi Tengah.

Tuesday, December 22, 2020

TIPS JADI OPOSISI YANG BAIK


Apa jadinya jika di siang bolong di acara pesta kawin anak kepala dusun, seorang bernyanyi lagu Pelangi Di Matamu milik Jamrud?


Bisa dipastikan suasana akan sangat membosankan, yang siksa adalah keluarga besar kedua mempelai, ibu-ibu, mama rampa yang sudah menyiapkan lagu Via Vallen, Ayu Ting-ting, atau setidaknya Evi Tamala sedari pagi tadi. 


Kondisi ini mirip dengan politik nasional hari ini. Narasi politik kian hari kian membosankan. Tidak asik, jauh dari kata seru, dan rendah kadar lucunya. 


Oposisi membangun narasi yang sama sekali tidak menyentuh pokok masalah. Sementara yang pro pemerintah tak kalah Oon-nya, berdiri gagah dengan logika counterattack yang sayangnya juga bergoyang seiring lagu Jamrud tadi.

Friday, September 4, 2020

NYERI SENDU


Awal September senduku nyeri
Begitulah musim penghujan tahun ini menyapaku

Di cela rintik yang gemas, tawa itu lamat-lamat terdengar 

Berbisik di atas atap lalu jatuh dalam rupa merjan yang berkilau

Pecah memercik di atas kau, kenangan yang tetap saja masih kusut menumpuk


Maka kuseduh teh diujung sore ini berharap bisa melarutkan gerutuku

Waktu memang tak pernah benar-benar beres menuntaskanmu 


Lalu mulailah kuyakini 

Rindu itu, ikan yang mendekap bayi dalam mulut

Mendendam lagi bisu

Rendah diri selalu gagal menyangkal asa yang malu-malu


Saat aroma tanah mulai mengangkasa di teras ini

Aku membiru 

___

Tongoa, 7 Agustus 2020

Gambar: Koleksi Pribadi

Wednesday, April 1, 2020

COVID-19 WAKTUNYA REHAT




Hari Rabu 25 Maret teman-teman yang masih aktif di kampus dan berproses di Himpunan Mahasiswa Bahasa Inggris (HIMABRIS) FKIP Universitas Tadulako mengundang untuk kegiatan Latihan Kepemimpinan (LT3).

Malam itu salah satu diskusi seru adalah kritik Ideologi bersama peserta, panitia dan panelis. Ideologi yang mengemuka tidak lain dan tidak bukan adalah Komunisme dan Kapitalisme. Dua musuh bebuyutan yang tidak akan pernah bertemu ide. Seorang teman sepakat jika Komunisme dikatakan Ideologi karena mengatur secara detil dan runut segala hal dalam bermasyarakat, baginya itulah syarat ide bisa disebut Ideologi, sementara Kapitalisme hanya mengatur soal ekonomi saja. 

Menjelang akhir diskusi, setelah banyak pemaparan dan eksplorasi sana-sini, akhirnya seperti ada kesepakatan bahwa Kapitalisme sebenarnya juga merasuk secara halus dan mengatur semua hal dalam bermasyarakat dan bernegara. Untuk itu ia bisa dikatakan ideologi yang mengatur segala sesuatu secara sangat halus bahkan tak terasa.

Tema diskusi malam itu jauh dari settingan konteks COVID-19. Itu murni keinginan agar mereka yang lulus LT3 setidaknya bisa membaca Ideologi besar yang mengatur dunia dan dari situ mereka bisa sedikit memahami bagaimana dunia bekerja. Meskipun esok harinya Sulawesi Tengah mengumumkan kasus positif COVID-19 pertama.

Belum sampai seminggu diskusi itu berakhir, saya kemudian menonton video Rania Khalek seorang Jurnalis Amerika dalam tweet akun @inthenow pada 27 Maret. Video ini kemudian di tampilkan dalam akun Cerdas Geopolitik bersama subtitle bahasa Indonesia.



Pada intinya Rania Khalek ingin mengatakan bahwa Amerika terjebak dalam sistem Kapitalisme dan neo liberalisme yang ia buat dan promosikan sendiri. Menurutnya kondisi Amerika yang tidak mampu menyediakan perlengkapan kesehatan bagi tenaga medis dalam perang menghadapi COVID-19 karena negara tidak memiliki wewenang mengatur pasar dan mengatur produksi.